Pertama Sembuh

Sabtu 14-03-2020,11:05 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Waktu itu, 15 Februari 2020, dia liburan ke Italia utara. Yakni di kawasan Lombardi--yang belakangan diketahui sebagai basis penderita virus Corona di Italia.

Di kota kecil Romagna itu gadis tersebut merayakan ulang tahunnyi yang ke-28.

Dari Inggris dia mendarat di bandara Bologna. Seorang petugas yang mengenakan jas dan dasi memeriksa dirinyi. Petugas itu mengenakan masker. Dia lolos. Lalu naik mobil ke arah utara, ke Romagna.

Selama di kota kecil yang indah itu dia bergaul dengan beberapa teman setempat. Termasuk dengan seorang ibu yang mempunyai anak kecil. Umur anak itu baru 3 tahun.

Tanggal 19 Februari--setelah 4 hari di kota Romagna--dia menyaksikan anak kecil itu sakit panas. Disertai batuk-batuk. Si kecil dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan obat. Tapi tidak sampai dilakukan pemeriksaan sakit apakah si kecil itu.

Keesokan harinya si ibu juga sakit serupa.

Tanggal 23 Februari --setelah delapan hari di Romagna- dia pulang ke Inggris. Lewat bandara Bologna lagi.

Hari itu dia mendengar kawasan Italia utara mulai di lock-down. Wabah virus Corona sudah berkembang di situ. Tapi gadis 28 tahun itu merasa normal-normal saja. Pun di bandara Bologna. Tidak ada pemeriksaan apa pun. Demikian juga setiba di bandara Stansted, London Utara. Dia juga tidak diperiksa.

2

Dia pun langsung ke apartemennyi di kota Stansted. Di apartemen itu dia tinggal dengan adik perempuannyi dan tiga teman lainnyi.

Keesokan harinya pacar si gadis datang menemuinyi. Ia memberi tahu adanya sebuah berita yang baru saja tersiar: semua orang yang baru kembali dari Italia-utara harus mengurung diri di rumah.

Gadis itupun melapor ke NHS 111--via telepon. Tidak ada anjuran harus mengurung diri, kecuali merasakan ada gejala sakit. Tapi dia diminta untuk waspada. Harus menganggap dirinyi lagi berada dalam masa inkubasi virus.

Artinya: kalau ada gejala sakit harus segera melapor ke NHS 111.

Tidak ada gejala apa-apa yang dia rasakan. Maka keesokan harinya dia tetap masuk kerja --di sebuah sekolahan. Hanya saja dia tidak pelukan atau salaman dengan teman-teman kerjanyi.

Sorenya si gadis masih makan malam dengan sang pacar dan adiknyi. Baru seminggu kemudian dia merasakan meriang. Sangat ringan. Kalau saja bukan baru datang dari Italia dia akan menganggap gejala itu hanya flu biasa.

Keesokan harinya kakinyi mulai terasa pegal-pegal dan njarem. Dia masih merasa itu karena sudah lebih satu minggu tidak ke gym.

Tapi tenggorokannyi tiba-tiba gatal dan batuk-batuk. Dia masih anggap itu biasa. Apalagi setelah tiga hari batuk itu hilang sendiri. Tenggorokannyi itu enakan lagi.

Tags :
Kategori :

Terkait