Iwan Rusmana Berdayakan UKM Konveksi di 5 Provinsi, Fokus Produksi Cover All

Jumat 10-04-2020,06:15 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Ketika alat perlindungan diri (APD) coronavirus desease (Covid-19) mengalami kelangkaan dan harga melambung, pengusaha satu ini memilih menjual dengan harga tanpa untung. Bahkan, memilih lebih banyak berdonasi ketimbang menjual. Pengusaha atau donatur ini juga yang ternyata banyak mendistribusikan donasi APD tanpa identitas ke tim medis, termasuk RSUD 45 Kuningan.

TATANG AZHARI, Kuningan

Adalah Iwan Rusmana, Direktur PT Kuningan Sarana Bersama. Warga RT 06/02 Dusun II Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Siapa sangka, di rumah besar pengusaha muda berpenampilan selalu sederhana, kelahiran 4 Juni 1980 ini, ternyata ada industri APD. Mungkin pabrik APD terbesar di Kabupaten Kuningan.

Tidak banyak orang tahu, ternyata Kuningan punya pabrik APD. Sudah berjalan setahun atau sebelum pandemi virus corona asal Wuhan, China. Tapi masyarakat, termasuk tim medis rs dan pemerintah daerah, justru memesan APD ke luar daerah, baik akses pengusaha alkes, maupun online.

Industri APD Kuningan ini, yang ke enam miliknya. Pabrik lain ada di lima provinsi. Yaitu di Pandeglang Banten, PIK Jakarta, Bekasi, perkampungan Konveksi Walini Purwakarta, dan Cileunyi Bandung. Karena baru setahun, industri APD Kuningan baru memproduksi cover all atau baju medis, kasa atau perban dan celemek medis.

Sejauh heboh Covid-19, Iwan sudah menyalurkan sedikitnya 50.000 cover all, dan tak terhitung jenis lain. Di online, atau banyak orang menjual cover all Rp250 ribu hingga Rp300 ribu/set, Ia menjual hanya Rp45 ribu. Nyaris tidak ada keuntungan, apalagi ditambah biaya distribusi dan lain-lain. Bahkan, Ia memilih banyak mendonasi.

“Misal kalau butuhnya 1.000 atau 100, atau di bawah 100, lebih baik saya kasih saja. Saya kirimin pula ke tempat,” ujar Iwan Rusmana kepada Radar, kemarin.

2

Diakui, pesanan banyak dari luar Kuningan, hingga luar pula Jawa. Pesanan dari Kabupaten Kuningan sendiri, hampir tidak ada. Sebab mungkin, masih banyak orang belum tahu. Tapi Ia mengaku sudah mendonasikan banyak cover all, kasa, celemek medis hingga disinsfektan ke beberapa pihak di Kuningan, yang Ia percaya seluruh APD donasinya betul-betul untuk donasi. Tidak untuk dijual lagi, apalagi dijual orang lain dengan harga mahal untuk mencari keuntungan.

Ia pun menetapkan harga cover all Rp45 ribu hanya kepada pihak yang tidak berniat untuk mencari keuntungan. Harus murni untuk donasi. Dipakai langsung oleh medis, atau masyarakat untuk kepentingan menangkal, melindungi diri dari penularan virus corona.

“Semua kita namakan Gerakan Normalisasi Harga APD,” sebut Iwan, yang juga Eks Co Founder atau Share Owner PT Cipta Medika Indonesia tahun 2013-2018, dan sekarang juga menjadi Founder atau Share Owner  PT Ciremai Putra Pasundan/Citrapas, yang bergerak dalam Medical Trading Company.

Baginya dan beberapa kawan pengusaha alat medis, gerakan ini sangat penting. Gerakan Harga Normal, berawal dari keprihatinan sekaligus kegelisahan dirinya yang mengetahui beberapa produk APD seperti masker 1 box dijual Rp300 ribu, padahal harga normal Rp25 ribu. Alkohol per liter normal Rp20 ribu sampai Rp25 ribu, dijual Rp200 ribu. Disinfectan, cover all harga normal Rp50 ribu hingga Rp70 ribu dijual Rp300 ribu.

“Betul-betul menangis saya, liat kenyataan kenaikan harga APD parah begitu. Aji mumpung, mengais keuntungan besar, di saat semua orang menderita,” ucap Iwan, tertunduk sedih.

Kemudian Ia bersama Dirut Tanara Trisaksi Medika dan Komisaris Sarana Asrofi, serta Komut Citrapas dan Sarana Tedi, sepakat membuat Gerakan Normalisasi Harga dengan memproduksi sebanyak-banyaknya APD. Yang setiap lokasi produksi, melibatkan lebih dari 10 hingga 20 Usaha Kecil Menengah (UKM) Konveksi, disertai tim pendukung administrasi, armada, distribusi, pencatat, serta puluhan driver delivery.

“Gerakan ini bukan bisnis, maka kami tidak mempertimbangkan efisiensi. Hanya percepatan dan keamanan produk dari produksi awal 40 gsm, 45 gsm dan kemudian 50 gsm,” kata suami tercinta Leni Rusmana itu.

Pihaknya fokus kepada produk APD yang mampu dibuat seperti cover all yang sangat dibutuhkan tim medis sebagai garda terdepan perang melawan Covid-19. Tentu dengan misi membanjiri supply agar tercipta harga pasar yang normal.

Tags :
Kategori :

Terkait