Hari Kedua, Pedagang Kebanjiran Order

Jumat 17-04-2020,19:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON- Hari kedua penerapan uji coba belanja secara online pasar tradisional, mulai berjalan dengan baik. Hampir setiap pasar sudah mendapat pesanan dari pelanggan. Namun, untuk teknis pemesanan belanja dengan sistem online ini, disesuaikan dengan kebiasaan di masing-masing pasar.

Di Pasar Kanoman, pemesanan secara online ini diklaim mendapat respons yang antusiasi dari pembeli. Bahkan, pengelola pasar mengaku membatasi jumlah pemesan yang siap dilayani. Tidak semua pemesanan yang masuk mampu terlayani karena keterbatasan personel.

Kepala Unit Pasar Kanoman, Dodi Supriyadi mengatakan, dalam tahap-tahap awal uji coba ini pihaknya membatasi pelayanan dari 15-20 pemesan pertama saja. Sebab sejak dibukanya layanan pemesanan belanja secara online melalui nomor ponsel miliknya ini, puluhan chat WhatsApp masuk setiap hari.

“Kalau (WA) yang masuk untuk cuma nanya-nanya sih banyak, ada puluhan. Tapi yang memesan belanjaan kita batasi dulu sementara sampai 15-20 pemesan pertama. Khawatir tidak bisa terlayani semua kalau terlalu banyak. Itu juga yang masih bisa terlayani adalah yang pesannya malam hari,” kata Dodi, kepada Radar Cirebon, Kamis (16/4).

Untuk teknis melayani pemesanan secara online, Unit Pasar Kanoman menunjuk beberapa kordinator pedagang yang siap menyediakan barang pesanan sesuai komoditinya. Misalnya, komoditi daging-dagingan ada seorang kordinator pedagangnya, komoditi sayuran ada kordinatornya tersendiri, dan sebagainya.

Nantinya mereka mendaftar pesanan yang sesuai list jenisnya. Setelah teredia, langsung di-packing. Setelah itu, dikumpulkan ke petugas pasar, dan dikirim sesuai data pemesan.

Pesanan belanjaan dari setiap pembeli berkisar antara Rp100-500 ribu. Sistem pembayaran dilakukan dengan saling kepercayaan, karena pengurus pasar akan kewalahan jika harus menalangi dulu puluhan pesanan dari pembeli.

2

Ketika barang sudah sampai dan pelanggan membayar barang pesanannya, langsung disetorkan ke pembeli oleh masing-masing kordinator.

“Untuk ongkos kirim pengantaran sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan perumda pasar yakni Rp6 ribu per pemesan, saya WA langsung ke pembeli kalau ada petugas pengantar yang meminta lebih agar lapor ke saya. Kecuali, kalau keinginan pembeli yang mau ngasih ongkos kirim lebihan, itu lain ceritanya, yang penting ikhlas,” tuturnya.

Sementara di Pasar Induk Jagasatru, belanja dari rumah masih dalam proses adaptasi. Kepala Urusan Keuangan Pasar Jagasatru, Taufik Hidayat menyebutkan, pemesanan belanja secara online baru melayani beberapa pembeli.

Mereke dilayani diutamakan adalah pemesan sistem eceran, sebab Pasar Jagasatru merupakan pasar Induk, banyak pedagang sayur keliling yang belanja barang dagangnya di pasar induk.

“Untuk yang sudah kita layani adalah pembeli uang eceran, maksimal pemesanan 3-5 kilogram untuk sayuran dan 2 kilogram untuk daging-dagingan,” tuturnya.

Sedangkan untuk beras, diberikan kebijakan satu karung atau 25 kilogram juga masih dilayani. Lain dengan pedagang sayur yang berbelanja untuk kembali dijual lagi. Sementara mereka tidak bisa dilayani. “Ini sementara buat yang eceran dulu. Buat masyarakat,” katanya.

Lagipula, untuk pedagang sayur keliling biasanya memilih untuk datang langsung ke pasar. Mereka masih berusaha mendapat potongan harga dari pedagang, karena tawar menawar langsung di tempat.

Kemudian, mereka membeli dengan jumlah yang cukup banyak serta sudah punya kios langganan masing-maning. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait