1,356 Orang Meningal di Rusia, Terdata 10,581 Kasus Baru Virus Corona

Selasa 05-05-2020,01:30 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MOSKOW - Rusia mencatat rekor lonjakan harian tertinggi kasus Covid-19 dengan 10.581 kasus baru pada Senin (4/5). Dengan kasus baru ini total menjadi 145,268 kasus sementara lebih dari setengah kasus dan kematian terjadi di Moskow.

Meski angka yang terpapar cukup tinggi, namun tingkat kematian melambat dalam beberapa hari belakangan dan masih jauh lebih rendah dibandingkan banyak negara lain. Rusia menyebutkan tingkat kematiannya yang lebih rendah karena wabah Rusia terjadi lebih lambat daripada di banyak negara lain sehingga memberi otoritas waktu lebih banyak untuk bersiap-siap.

Jumlah total kematian di Rusia juga meningkat menjadi 1,356 setelah tercatat 76 kematian dalam 24 jam terakhir, menurut pusat tanggap krisis Covid-19 Rusia melalui situsnya.

Rusia berada dalam masa karantina wilayah parsial sejak akhir Maret untuk mengekang penyebaran virus corona. Warga di Moskow dapat bepergian untuk berbelanja ke toko makanan atau apotek terdekat, berjalan dengan anjing mereka atau membuang sampah, tetapi perlu izin khusus untuk kegiatan-kegiatan lainnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan agar karantina wilayah nasional diberlakukan sampai 11 Mei. Termasuk ketika Rusia selesai merayakan liburan Hari Buruh dan Hari Kemenangan Perang Dunia II.

”Segera lakukan langkah-langkah lebih cepat agar tingkat kematian tidak tinggi. Konsentrasi juga pada kawasan episentrum,” terangnya.

Sementara itu, Pemerintah Inggris sempat menyusun rencana penanggulangan situasi darurat apabila Perdana Menteri Boris Johnson wafat. Mengingat kondisi kesehatannya menurun saat ia terserang Covid-19 bulan lalu, demikian diceritakan PM Johnson kepada koran The Sun.

2

Johnson sudah kembali bekerja pada Senin atau satu bulan setelah ia dinyatakan positif tertular Covid-19. Perdana menteri berusia 55 tahun itu menjalani isolasi diri selama 10 hari di kediaman resminya di Downing Street pada akhir Maret.

Namun, ia dipindahkan ke rumah sakit St Thomas Hospital, London, untuk mendapatkan bantuan oksigen. Di rumah sakit itu, ia diopname selama tiga hari di unit perawatan intensif.

Mereka (Pemerintah Inggris) memiliki strategi untuk menghadapi skenario seperti kematian Stalin (salah satu pimpinan Uni Soviet). Sebagaimana dikutip The Sun. \"Saat itu cukup sulit, saya tidak akan menyangkalnya,” kata Johnson.

Setelah Johnson diperbolehkan pulang, pihak RS St Thomas mengaku senang telah merawat seorang perdana menteri. Akan tetapi, rumah sakit tidak memberi keterangan tambahan mengenai kondisi kesehatannya selain mengumumkan bahwa PM Inggris itu sempat dirawat di unit perawatan intensif.

Johnson dan tunangannya, Carrie Symonds, pada Sabtu (2/5) mengumumkan nama anak laki-lakinya yang baru lahir, Wilfred Lawrie Nicholas. Salah satu bagian dari nama itu diambil dari nama dokter sebagai wujud penghormatan karena telah menyelamatkan nyawa Johnson saat masa kritis.

”Para dokter menyiapkan sejumlah langkah yang harus dilakukan jika situasinya memburuk.Indikator tes darah terus menunjuk arah yang tidak bagus,” kata Johnson menceritakan momen ia dirawat di rumah sakit.

Ia mengatakan, sejumlah dokter yang merawatnya sempat membahas kemungkinan pemasangan alat bantu pernapasan invasif (invasive ventilation).

”Momen sulit itu datang saat mereka ragu untuk memasang alat bantu pernapasan ke tubuh saya. Kemungkinannya 50-50. Saat itu mereka mulai membuat keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada,” terang Johnson. (fin/ful)

Tags :
Kategori :

Terkait