PSBB Berjalan, PCR RSDGJ Belum Siap

Rabu 06-05-2020,11:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON- Instruksi gubernur Jawa barat bahwasannya penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mesti diimbangi tes masal menggunakan polymerase chain reaction (PCR), kesulitan dipenuhi daerah.

Sehingga kebijakan tes masif ini tidak bisa berjalan dalam waktu dekat. Kendati perannya sangat penting dalam memetakan sebaran kasus covid-19 dan sebagai evaluasi berhasil atau tidaknya PSBB.

Untuk Kota Cirebon, Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) yang membeli PCR dengan anggaran Rp5,5 miliar, hingga kini belum dapat mengoperasikan perangkat tersebut. Belum semua paket alat itu diterima, karena pengirimannya bertahap.

Direktur RSD Gunung Jati, dr Ismail Jamaludin SpOT menjelaskan, sebagian PCR sudah ada di RSDGJ, Sabtu (2/5). Dan sebagian lagi diharapkan tiba pekan ini. “Mudah-mudahan minggu ini lengkap,” kata Ismail, kepada Radar Cirebon, Selasa (5/5).

Disampaikan dia, setelah perangkat lengkap selanjutnya tinggal dilakukan perakitan dan memberikan pelatihan kepada petugas di laboratorium. Rencananya RSDGJ akan mengoperasikan alat ini 3 shift/hari, dengan masing-masing shift 3-4 jam. Sedangkan sisanya untuk mengerjakan administrasi. “Proyeksi kita kalau lihat kemampuan alat, sehari bisa mengerjakan 96 sampel sekali putar,” tandasnya.

Dia menargetkan perangkat pengujian sampel swab dengan akurasi tinggi tersebut sudah bisa beroperasi pada 10 atau 11 Mei. Sedangkan untuk tim, relatif tidak ada kendala. Sebab, mereka sudah terbiasa melakukan penganbilan swab.

Bahkan untuk saat ini RSDGJ telah menerima reagent sekitar 3 ribu dari kebutuhan 7 ribu. Laboratorium juga sudah siap dan berstandar bio safety level (BSL)-2, ditunjang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) termasuk bio filter. “Kita juga sudah berkomunikasi dengan Labkesda Jabar,” tuturnya.

2

Hanya saja, Ismail mengakui, belum bisa mengarah ke tes masal. Pertimbangannya,  stok reagent yang terbatas dan menjadi barang rebutan di dunia.

Untuk itu, pelaksanaan tes menggunaka skala prioritas. Dimulai dari karyawan rumah sakit, karena mereka risiko terpapar covid-19. Setelah itu, menyusul kepada pasien atau orang dengan risiko.  

Walikota Cirebon, Dra H Nashrudin Azis SH juga mengakui Kota Cirebon belum bisa melaksanakan tes masal dengan PCR, sehubungan reagent yang terbatas. Untuk saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mengupayakan percepatan dengan metoderapid test.

Terkait dengan adanya perangkat PCR di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK-UGJ), walikota mengaku sudah mengkomunikasikan terkait kemungkinan pengujian sampel swab.  (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait