Stok Tipis, Bawang Merah Mahal

Minggu 10-05-2020,13:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON- Naiknya harga bawang merah sejak akhir Maret 2020 dan meningkatnya harga gula pasir sejak pertengahan Maret 2020 lalu, menyebabkan inflasi di Kota Cirebon. 

Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar di Kota Cirebon, harga bawang merah telah merangkak hingga Rp45 ribu/kilogram. Di pasar kecil, harganya bahkan telah mencapai lebih dari Rp50 ribu/kilogram. Padahal sebelumnya, harga bawang merah berkisar di angka Rp18 ribu sampai Rp22 ribu/kilogram.

Naiknya harga bawang merah disebabkan oleh stok yang menipis sementara permintaanya kian meningkat. Terlebih di bulan Ramadan seperti ini.

Selain itu, kenaikan harga bawang merah juga tak lepas dari pasokan di tingkat petani yang belum stabil. Pasalnya komoditas bawang merah belum mencapai masa panen.

\"Makanya karena harganya lagi bagus, banyak petani yang panen lebih dini. Jadi kualitas bawangnya juga jadi kurang bagus karena bentuknya kecil kecil dan kadar airnya masih tinggi. Sehingga cepat busuk,\" ujar Sugandi, Kepala Pasar Jagasatru.

Sementara itu, selama bulan april 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, mencatat adanya kenaikan inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 102,74. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi di Bulan Maret 2020, yang hanya 0,29 persen.

Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri, menuturkan inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Bawang merah, emas perhiasan, minyak goreng dan tahu tempe mentah serta sawi putih menjadi komoditas yang terpantau alami kenaikan harga dan turut menyumbang inflasi di Kota Cirebon.

2

\"Dari 11 kelompok pengeluaran, 2 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 3 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan 6 kelompok pengeluaran tidak mengalami perubahan indeks,\" bebernya. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait