JAKARTA - Sedikitnya 14 anak buah kapal (ABK) Kapal Long Xing 629 telah kembali ke tanah air. Dari keterangan mereka, ada indikasi perbudakan di kapal berbendera China itu.
Atas eksploitasi yang dilakukan, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi akan menindaklanjuti kasus ini. Berikut pernyataan lengkapnya.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Teman-teman Media yang saya hormati…
Terimakasih sudah berpartisipasi di dalam press briefing pada hari ini.
Saya akan menyampaikan beberapa update terkait para ABK Indonesia yang bekerja di beberapa kapal RRT.
Pertama…dapat saya sampaikan bahwa 14 ABK WNI kita sudah tiba di Jakarta pada tanggal 8 Mei 2020, pukul 15.15 dengan selamat.
Sebelum keberangkatan dari Bandara Incheon, saya sempat melakukan pembicaraan per telepon dengan mereka, untuk:
- menanyakan kesehatan mereka; dan
- meminta mereka agar dapat memberikan penjelasan mengenai apa yang mereka alami selama bekerja di kapal-kapal tersebut.
Informasi dari para ABK ini akan sangat penting artinya…bagi kita untuk menindaklanjuti kasus ini dengan pihak perusahaan.
Kedua…1 jenazah ABK dengan inisial EP yang sakit di rumah sakit Busan juga telah tiba, bersama dengan 14 ABK tersebut. Jenazah telah diterbangkan…
- dari Jakarta kemarin pada pukul 12.42 menuju Kuala Namu
- hari ini (10 Mei) direncanakan jenazah akan dibawa menuju rumah duka.
Saya juga telah bicara dengan ayah almarhum EP pada siang hari ini dan secara langsung menyampaikan rasa duka yang mendalam. Tim Kementerian Luar Negeri akan menemui juga pihak keluarga guna membawa barang-barang pribadi milik almarhum.
Selain itu….saya juga telah sampaikan kepada ayah almarhum bahwa Pemerintah akan bekerja keras agar hak-hak almarhum yang belum terpenuhi…dapat segera diselesaikan oleh Perusahaan.
Ketiga…pada tanggal 9 Mei 2020, Duta Besar Republik Indonesia di Beijing telah melakukan pertemuan kembali dengan Dirjen Asia Kementerian Luar Negeri RRT….
- Pertemuan ini juga merupakan tindak lanjut dari pembicaraan Kementerian Luar Negeri dengan Dubes RRT Kamis lalu.
- Dari pertemuan Dubes RI Beijing dengan Dirjen Asia Kementerian Luar Negeri RRT, Pemerintah RRT menyampaikan bahwa mereka memberikan perhatian khusus atas kejadian ABK dan sedang melakukan investigasi terhadap perusahaan perikanan Tiongkok yang mempekerjakan ABK Indonesia.
Keempat…pada siang hari ini pula…saya telah melakukan pertemuan langsung dengan 14 ABK WNI kita…untuk kembali mendapatkan informasi mengenai apa yang mereka alami selama bekerja di kapal RRT.
Beberapa informasi awal yang diperoleh:
- Pertama…terdapat permasalahan gaji. Sebagian dari mereka belum menerima gaji sama sekali. Sebagian lainnya menerima gaji namun tidak sesuai dengan angka yang disebutkan di dalam kontrak yang mereka tandatangani.
- Hal lain…informasi lain yang saya peroleh dari mereka adalah mengenai jam kerja yang tidak manusiawi. Rata-rata mereka mengalami kerja lebih dari 18 jam per-hari.