Tertinggal Tes PCR, Kasus Covid-19 Bisa Berlarut-larut

Rabu 13-05-2020,12:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON – Menjelang tengah malam, Kamis 26 Maret, Riki Rachman Permana menuliskan sebuah surat terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Ketika itu, RI-1 tengah dalam masa sulit. Sebagai kepala negara tengah dihadapkan dengan persoalan corona virus disease (Covid-19). Sementara sebagai pribadi dan seorang anak, ia juga tengah berduka sepeninggal sang ibunda.

Bukan tak memahami masa-masa sulit itu, Riki sebatas berusaha mencurahkan isi hatinya. Yang kemungkinan besar menjadi curahan sesama pasien covid-19 baik berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG) dan mereka yang telah terkonfirmasi positif terinfeksi.

Poin pertama surat terbuka itu langsung menyinggung terkait lamanya hasil swab keluar. Riki yang menjalani perawatan di Ruang Isolasi Rumah sakit Daerah (RSD) Gunung Jati termasuk yang mengalami ini.

Hasil swab yang dilakukan 14 Maret 2020, belum diterima hingga 26 Maret atau hampir dua pekan berselang.

Sekarang, Riki sudah lega. Ia telah meninggalkan perawatan di rumah sakit dan menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari setelah dua kali tes swab menunjukkan hasil negatif.

Permasalahan lamanya hasil swab keluar masih terus terjadi. Senin, 6 April 2020, seorang pasien asal Kota Cirebon meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Baru pada Jumat 10 April pasien tersebut terkonfirmasi positif dari hasil swab. Sedikitnya 33 orang menjadi OTG dan beberapa lainnya menjadi ODP karena diduga kontak dengan pasien ini.

Masalah tidak berhenti di situ. Pada 22 April 2020, Kota Cirebon digegerkan dengan beredarnya sebuah surat dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat terkait hasil pemeriksaan 4 pasien positif covid-19. Yang salah satunya adalah perawat di RSDGJ.

2

Dari kasus ini, ratusan tenaga kesehatan RSDGJ harus menjalani pemeriksaan. Banyaknya tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien positif corona disebabkan lambatnya hasil swab diterima. Kurang lebih 20 hari setelah pengambilan sampel dilakukan.

Saat ini, Kota Cirebon tengah menantikan hasil 10 sampel swab yang diambil untuk 7 pasien reaktif rapid test, ODP dan OTG. Namun, belum diketahui kapan hasilnya akan keluar. Padahal, besar kemungkinan hasil tes sampel ini bakal mengubah kembali kasus covid-19 di Kota Cirebon. Mengingat ada potensi penambahan pasien positif. Belum lagi risiko lain lantaran rentang antara pengambilan sampel dan hasil yang butuh waktu tidak sebentar.

BERLARUT-LARUT

Di tengah kondisi ini, Kota Cirebon hanya mengandalkan rapid test sebagai skrining awal dan telah dilakukan kepada 1.594 orang paling berisiko. Dari jumlah itu, terdapat 15 yang reaktif. Yang tentunya bakal ditindaklanjuti dengan pengambilan swab.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Cirebon, Tri Mulyaningsih mengakui, Kota Cirebon belum bisa melakukan tes dengan polymerase chain reaction (PCR). Sehubungan keberadaan perangkat tersebu di RSD Gunung Jati dan RS Pelabuhan belum ada kejelasan kapan bisa dioperasikan. “Sementara PCR belum bisa, kami pemeriksaan menggunakan rapid test setiap Senin hingga Kamis,” tuturnya.

Kota Cirebon tentu membutuhkan PCR untuk mempercepat invertenti penyelesaian kasus covid-19. Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cirebon Sri Laelan Erwani mengatakan, secara keseluruhan ada lebih dari 50 sampel swab masyarakat Kota Cirebon yang telah dilakukan pemeriksaan. Sementara swab yang harus dilakukan pengulangan ada sekitar 96 sampel.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cirebon, dr Edial Sanif SpJP FIHA mengungkapkan, Kota Cirebon memang tidak melakukan tes swab masal kendati telah melaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Kalaupun melaksanakan swab, diprioritaskan dulu bagi tenaga kesehatan,  karena resiko mereka terpapar lebih besar. Apalagi swab biayanya cukup mahal. Berbeda dengan rapid test tidak terlalu mahal. “Untuk Kota Cirebon sepertinya belum ada swab masal,” ujar Edial.

Tags :
Kategori :

Terkait