CIREBON - Sebagai anggota TNI Angakatan Darat, Wahyu Nugraha sudah terbiasa berpuasa hingga berlebaran di markas.
Tapi kali ini suasananya jelas berbeda. Tidak hanya menjaga diri agar tidak tertular dan menularkan virus corona. Wahyu juga menghadapi tuntutan lain sebagai seorang atlet.
Wahyu Nugraha merupakan atlet panahan andalan Kota Cirebon. Sejak Mei 2019 lalu dia resmi tergabung dalam Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) proyeksi PON XX di Papua.
Wahyu juga memiliki sisi kehidupan yang lain sebagai seorang prajurit. Dia bertugas di Dinas Sejarah (Disjarah) TNI AD di Kota Bandung.
Sebagai prajurit, Wahyu sudah terbiasa berada jauh dari keluarga dan tetap bertugas selama hari raya. Tapi misi merebut medali emas pada PON XX nanti punya tantangan tersendiri.
Terlebih setelah Pelatda panahan Jawa Barat diliburkan menyusul meningkatnya jumlah warga yang terpapar virus corona di Kota Bandung.
\"Banyak yang berubah setelah ada wabah virus corona. Pemusatan latihan tidak ada. Saya pun membuat bantalan target sendiri supaya bisa tetap latihan di markas,\" kata Wahyu.
Wahyu salah satu andalan Perpani Jawa Barat pada divisi ronde nasional. Dalam seleksi daerah Maret tahun lalu dia menempati peringkat tiga. Di bawah atlet Kota Bogor, Muhamad Alif Wicaksana Sambodi yang meraih skor 971 dan atlet Kabupaten Bogor, Muhammad Sabda Pratama, dengan skor 969. Wahyu sendiri mengumpulkan skor 949.
Tapi di antara dua rekannya, Wahyu paling berpengalaman di PON. Atlet 23 tahun itu turut memperkuat kontingen Jawa Barat pada PON XIX empat tahun lalu.
Wahyu menyumbangkan dua medali perak. Total, kontingen panahan Jawa Barat mengumpulkan 4 medali emas, 3 perak dan 4 perunggu pada perhelatan tersebut.
\"PON 2016 menjadi kenangan berharga buat saya. Saya banyak belajar. Berangkat dari pengalaman empat tahun lalu, saya selalu memotivasi diri sendiri untuk meraih hasil lebih baik pada PON berikutnya,\" ungkap Wahyu. (ttr)