CIREBON - Temuan sampah liar menjadi salah satu permasalahan di Kabupaten Cirebon, yang hingga kini belum bisa dipecahkan. Beberapa ruas di jalan Kabupaten Cirebon pun masih terlihat sampah menumpuk. Mirisnya, tumpukan sampah ini sebagian besar bukan berasal dari daerah tersebut, namun malah buangan dari warga lain yang melintas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya ST MSi menuturkan, temuan sampah ini memang banyak di Kabupaten Cirebon. Oleh sebab itu, pihaknya telah menggulirkan program darurat sampah untuk mengangkut temuan sampah liar. Meski temuan sampah liar ini mayoritas berasal dari pengguna jalan yang bukan warga setempat, pihaknya tak mau serta-merta menyalahkan warga. \"Karena mungkin mereka juga mencari tempat sampah atau tidak tersedianya tempat sampah di lingkungannya,\" tuturnya.
Di sini, menurutnya, menjadi tanggung jawab bersama masyarakat dan pemerintah daerah untuk bisa sadar akan sampah. Ini merupakan kebutuhan dasar, karena setiap jamnya manusia tentu menghasilkan sampah. Sudah sejak beberapa bulan ke belakang, berbagai perangkat desa pun mulai banyak yang bekerja sama untuk menghadirkan tempat sampah dan pengangkutan. Begitu pun saat ini, semua perangkat sedang dipersiapkan.
\"Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sampah pun, telah kita lakukan sosialisasi di berbagai kelurahan,\" ungkapnya.
Saat ini, pihaknya telah memiliki 140 TPS, 15 titik TPS 3R, dan 24 TPS Terpadu yang tersebar di Kabupaten Cirebon. Targetnya, pembangunan TPS terpadu pun bisa ada di 412 Desa dan 12 Kelurahan yang ada.
\"Kami juga saat ini memiliki 38 armada pengangkut sampah, yang terdiri dari amrol truk dan dumptruck yang mengangkut sampah setiap harinya,\" jelasnya.
Dia juga menambahkan, untuk kesadaran masyarakat sendiri, sebenarnya saat ini sudah mulai terbangun. Terbukti, dari adanya beberapa komunitas pecinta lingkungan yang beberapa kali turun langsung membantu DLH dalam setiap kegiatan peduli lingkungan. Terutama permasalahan temuan sampah liar ini. Beberapa di antaranya komunitas Forkoci Gebang dan beberapa lainnya.
\"Ini nantinya akan kita bina. Kami juga berharap akan banyak komunitas serupa. Sehingga, kesadaran terhadap permasalahan sampah ini bisa menjadi tanggung jawab bersama. Saat ini, kami terus mencari pola terbaik untuk memecahkan permasalahan ini,\" tukasnya. (apr)