CIREBON - Dinkes Kabupaten Cirebon dan Rabithah al-Ma\'ahid al-Islamiyyah (RMI) yang menaungi pesantren-pesantren di Kabupaten Cirebon sepakat akan melakukan banyak kerja sama lebih lanjut.
Salah satu yang terdekat adalah pengadaan fasilitas kesehatan di pondok pesantren atau Poskestren. Nantinya, akan sangat bermanfaat keberadaannya untuk memastikan kesehatan keluarga besar pesantren, baik santri maupun pengasuhnya.
Hal tersebut disampaikan Sekdis Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Edi Susanto MM saat dikonfirmasi Radar Cirebon Menurutnya, Jumat (12/6) pihaknya menggelar rapat bersama RMI untuk membahas pelaksanan Poskestren dan pengaplikasian adaptasi kebiasaan baru (AKB) di pesantren.
“Ada beberapa hal yang kita bahas. Selain Poskestren dan penerapan AKB, kita juga membahas persiapan pelaksanaan pembelajaran di pondok pesantren. Semuanya harus dalam keadaan sehat. Baik santri yang berangkat keluar kota atau yang dari luar kota masuk ke Cirebon. Dinkes akan memfasilitasi dengan surat keterangan sehat,” ujarnya.
Ditambahkannya, kerja sama RMI dan Dinkes ini akan berlanjut dengan beberapa kegiatan lainnya yakni pada saat pemulangan dan pemberangkatan santri harus berkoordinasi dengan Dinkes, agar terdata dan dapat segera ditangani jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Tadi kita sepakat, terkait kedatangan atau kepulangan santri. Baik yang masuk atau yang keluar. Dinkes harus dilibatkan. Nanti kita akan support untuk teknis pelayanan kesehatannya,” imbuhnya.
Terkait Poskestren sendiri, menurutnya, Dinkes dan RMI berharap dalam waktu dekat bisa segera terealisasi. Nantinya, Poskestren tersebut merupakan milik dan tanggung jawab pesantren. Untuk teknisnya, nanti akan dibantu dan didukung oleh Puskesmas setempat dan SDM yang dari pesantren akan dilatih oleh puskesmas.
“SDM-nya nanti dari pesantren. Tapi tetap kita latih dulu. Target awal Poskestren ini bisa melayani P3K, promosi kesehatan, pendidikan PHBS dan pengecekan kesehatan para santri,” ungkapnya. (dri)