Klaim Sebagai Solusi, Wawali Azis Akui Titip 300 Siswa

Jumat 12-07-2013,08:34 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN- Wakil Wali Kota Nasrudin Azis santai menanggapi pro kontra proses PPDB Online 2013. Termasuk beda pendapat dengan Wali Kota Ano Sutrisno, dia menganggapnya sesuatu yang biasa saja. Beda pendapat itu sempat mengemuka ketika Azis hendak memasukkan 300 calon siswa baru ke beberapa sekolah tertentu. Diakui Azis dalam pelaksanaan PPDB sekitar 300 calon siswa yang merupakan warga kota yang meminta tolong kepada dirinya lantaran tidak diterima di sekolah yang dituju. Dengan alasan sosial, akhirnya Azis membantu siswa tersebut. “Banyak masyarakat yang minta tolong. Saya minta ke disdik, kepala sekolah dan panitia, sebelum pendaftaran ditutup bagaimana agar bisa masuk. Saya melihat, daripada banyak kursi yang kosong, ya lebih baik yang tidak terakomodir itu diterima dan ini terjadi sebelum pengumuman,” kata Azis kepada Radar, kemarin. Azis juga mengklarifikasi pembicaraan terkait kebijakan terkait PPDB yang dilontarkannya. Dikatakan, kebijakan yang dimaksud bukanlah mengubah perwali yang sudah dibuat. Namun, kata dia, kebijakan yang dimaksud adalah untuk menyelesaikan permaslahan yang merupakan ekses dari perwali PPDB tersebut. “Saya tidak akan dan bukan ingin mengubah perwali. Saya hanya berpikir untuk mencari solusi dari ekses penerapan perwali. Saya tidak bermaksud tidak setuju pada perwali. Perwali sudah ditandatangani dan harus diikuti,” ujar ketua DPC Demokrat itu. Ditambahkan, dalam pelaksanaan PPDB tahun ini memang ada sejumlah perbaikan namun juga terdapat beragam kekurangan. Salah satunya adalah terjadinya kekosongan di beberapa sekolah. Dan hal tersebut, lanjut dia, ada sangkut pautnya dengan jam mengajar guru. “Kebijakan yang dimaksud ya untuk menyelamatkan semuanya. Menyelamatkan sekolah, warga dan juga jam mengajar guru,” lanjutnya. Lebih lanjut dikatakan, dalam pelaksanaannya permasalahan yang terjadi di lapangan sangatlah kompleks. Salah satunya adalah banyaknya orang yang tidak miskin tapi membuat SKTM dan mendaftar melalui jalur gakin. Hal itulah yang akhirnya membuat warga yang benar-benar seharusnya bisa diterima justru tergeser. “Nah, ekses-ekses seperti itu salah satunya yang harus juga mendapatkan perhatian,” pungkasnya.(kmg/jml)  

Tags :
Kategori :

Terkait