ACHMAD Sofyan, nama yang tidak asing menjelang penerimaan peserta didik baru (PPDB). Bersama rekannya, jalur siswa titipan diakomodasi. Setelah menerima data lengkap, dia mendatangi sekolah. Orang tua siswa yang dititipkan memberikan Sofyan aneka ragam. Dari buku, parcel, hingga uang. Berhembus kencang informasi tentang siswa titipan di PPDB 2013 ini. Ada orang tua yang sampai merogoh kocek hingga Rp10 juta demi memuluskan anaknya masuk ke sekolah tujuan. Bahkan, ada orang tua siswa yang khawatir, rela mengeluarkan Rp15 juta kepada seseorang agar anaknya dijamin masuk sekolah negeri favorit. Padahal, sang anak sudah dipastikan lulus dan diterima tanpa Rp15 juta sekalipun. Namun, adapula orang tua yang sudah membayar Rp10 juta agar anaknya masuk SMPN favorit, nyatanya tidak berhasil. Alhasil, orang tua meminta uang dikembalikan. Menurut sumber Radar, praktik tersebut sudah terjadi dari tahun ke tahun, bahkan dari generasi ke generasi. Modus operandi dan dinamika yang terjadi selalu sama. Ada uang, ada bangku sekolah favorit. Sementara, untuk sekolah nonfavorit, jangankan Rp10 juta, dibujuk untuk mendaftar saja banyak yang enggan. “Pola pikir orang tua kurang tepat. Pendidikan di mana pun, kurikulumnya sama,” ucap sumber Radar. Praktik jual beli kursi dengan modus titip-menitip siswa baru, sulit dibuktikan. Pasalnya, mereka transaksi atas dasar kepercayaan. Tidak ada kwitansi. Lalu, apa tanggapan Achmad Sofyan? Ketua Bapilu Demokrat ini blak-blakan soal aksi titip-menitip siswa. Menurutnya, banyak orang tua yang datang meminta tolong kepada dirinya dan rekan lainnya. Tidak hanya dari kalangan menengah ke bawah, di antara mereka banyak pula yang menengah ke atas. Bahkan, siswa asal Kabupaten Cirebon sekalipun, datang untuk meminta bantuannya. “Saat pengumuman tidak diterima, mereka datang. Padahal saya tidak buka pengumuman,” ucapnya, Senin (15/7). Alasan membantu mereka dan siswa luar Kota Cirebon, karena siswa kabupaten itu memiliki hubungan emosional. Seperti, orang tua atau kakek buyutnya alumni sekolah negeri yang dituju. “Itu saya bantu,” ucap Sofyan. Cara membantu siswa baru yang akan dititipkan, Sofyan datang ke sekolah tujuan dengan bekal kartu keluarga (KK) surat pendaftaran siswa, dan kelengkapan data lainnya. Sesampainya di sekolah tujuan, kepala sekolah disodorkan data itu dan mau menerima. Karena itu, Sofyan dan abdilla mendukung kebijakan Ketua DPC Demokrat Nasrudin Azis yang mengakomodasi siswa hasil rekonsiliasi data. Di samping itu, saat akan dititipkan di sekolah-sekolah tertentu, seluruh kepala sekolah telah dipanggil dan membahas bersama. Apa yang didapatkan Sofyan dari aksi menitipkan siswa baru? Mulai dari buku, parcel hingga uang, disodorkan sebagai tanda terima kasih kepada Achmad Sofyan. “Orang tua dari luar kota dan dalam kota memberi saya hadiah dan uang,” terangnya, jujur. Menurutnya, pemberian tersebut hadiah dan tidak perlu dilaporkan kepada siapapun. Sebab, Sofyan sebagai rakyat biasa tidak merasa bermasalah dengan pemberian dari para orang tua siswa yang berhasil dititipkannya. “Itu sah. Pemberian mereka saya manfaatkan untuk kebutuhan sekolah anak,” terangnya. Terkait kisruh PPDB tahun ini, dia berpesan agar sekolah swasta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana. Seperti SMP SMA Wahidin, SMP SMA AL-Azhar, Geeta School, BPK Penabur, dan lain-lain, sama sekali tidak menjerit. Selain itu, Sofyan tidak setuju dengan kebijakan pembagian kuota 90-10 persen. Siswa dari mana pun, kata Sofyan, tidak boleh mendapatkan diskriminasi pendidikan. Karena itu, dia penentang utama kebijakan kuota 90-10 persen. Menurutnya, langkah pembagian kuota merupakan pelanggaran HAM. Sebab, pendidikan adalah hak semua warga negara. “Siapa pun boleh sekolah di Kota Cirebon,” tukasnya. Sofyan membeberkan, semua siswa titipan dari partai politik yang ada di DPRD, diakomodir oleh Nasrudin Azis. “Itu bukan titipan satu orang. Tapi banyak sekali orang,” ucapnya. (ysf)
Titip Siswa, Sofyan Dapat Uang
Rabu 17-07-2013,12:55 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :