Ok
Daya Motor

Terungkap, Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Begini Kronologi dan Waktu Kejadiannya

Terungkap, Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Begini Kronologi dan Waktu Kejadiannya

Tersangka P dan R dihadirkan oleh polisi saat konferensi pers di Mapolda Jawa Barat, Selasa, 9 September 2025. -Tangkapan layar-Radarcirebon.com

Tidak hanya itu, alasan R nekat menghabisi nyawa kelima korban, yakni ingin menguasai harga benda milik korban.

Kemudian, pada 27 Agustus 2025, P membujuk R untuk segera mengeksekusi rencananya tersebut. 

BACA JUGA:20 Kendaraan Konvoi Disiarkan di Instagram, Warga Resah, 7 Remaja Bersenjata Diamankan

Bahkan, P berjanji akan memberikan uang sebesar Rp100 juta kepada R. 

P mematangkan rencanya kemudian meminta R membeli cangkul yang nantinya digunakan untuk menguburkan para korban. Rencana pembunuhan itu dilaksanakan pada 29 Agustus, dini hari.

"R kemudian mengajak Budi pada 29 Agustus dini hari untuk melihat gudang tempat penyimpanan minyak goreng, sebagai dalih untuk bekerja sama dalam usaha tersebut,” jelas Kombes Hendra.

“Saat berada di lokasi, R mengambil pipa besi dari tas P dan memukulkannya ke kepala Budi hingga terjatuh," tambahnya lagi.

Tidak berhenti di situ. Setelah Budi tidak sadarkan diri, R masuk ke dalam rumah dan menyerang Sahroni yang berada di dalam kamar. Menggunakan benda yang sama. 

Aksi brutal berlanjut ke kamar berikutnya, di mana Euis Juwita dan anaknya RA (7 tahun) juga menjadi korban pemukulan hingga meninggal dunia.

"Sementara itu, P menenggelamkan bayi korban yang masih berusia beberapa bulan ke dalam bak mandi. Setelah itu, kedua tersangka mengambil barang-barang berharga milik korban, termasuk uang tunai Rp7 juta dan tiga unit ponsel. Salah satu ponsel itu milik Budi dan kemudian digunakan oleh R," tambahnya.

Kedua pelaku membawa kabur salah satu mobil milik korban dan menyewa kamar hotel di kawasan Jatibarang. 

Emas yang diambil dari rumah korban kemudian diserahkan kepada P untuk dijual di Pasar Mambo seharga Rp3 juta. Dengan uang itu, P membeli terpal.

"Pada 30 Agustus dini hari, kelima jenazah dipindahkan menggunakan terpal ke halaman belakang rumah dan dikuburkan dalam satu liang. Rumah korban dibersihkan dan kendaraan korban turut dibawa kabur. Alat pemukul berupa pipa besi kemudian dibuang ke Sungai Cimanuk," jelas Hendra.

Upaya menghilangkan jejak membuat P dan R berpindah ke sejumlah daerah, seperti Semarang, Demak, hingga Surabaya, sebelum kembali ke Indramayu.

Mereka kemudian tiba di wilayah Kecamatan Kedokanbunder, Indramayu. Rencananya mereka akan pergi melaut sebagai anak buah kapal. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait