Pelaku UMKM Harus Melek Digital, Cirebon Siap Jadi Pusat Pemasaran dan Inovasi
SUPPORT UMKM: Kepala DKUKMPP Kota Cirebon, Dr Iing Daiman MSi dalam sesi podcast bersama GM Radar Cirebon, Yuda Sanjaya, Rabu (30/7).-Abdullah-radarcirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus melek terhadap literasi digital jika ingin maju dan berkembang.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon, Dr Iing Daiman MSi dalam sesi podcast bersama GM Radar Cirebon, Yuda Sanjaya, Rabu (30/7).
Menurut Iing, pentingnya literasi digital bagi pelaku UMKM tidak bisa diabaikan. Semakin tinggi literasi digital yang dimiliki, semakin besar pula peluang UMKM untuk berekspansi melalui platform digital.
“Dengan literasi digital, pelaku UMKM bisa memperluas pasar dan terus tumbuh,” ujar Iing.
Ia juga menyampaikan bahwa pada tahun depan, Kota Cirebon akan menjadi tuan rumah kegiatan Kunci Bersama (Kuningan, Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Indramayu, Brebes, Cilacap, Kota Banjar, Ciamis, dan Pangandaran).
Kegiatan ini menjadi peluang strategis bagi para pelaku UMKM untuk menampilkan produk-produk terbaiknya.
“Tahun depan, kami jadi tuan rumah Kunci Bersama. Ini momentum dan peluang bagi semua pihak, khususnya UMKM,” katanya.
Iing mencontohkan kolaborasi yang sudah dijalin dengan komunitas kopi. Meskipun Kota Cirebon bukan daerah penghasil kopi, kekuatan Kota Cirebon terletak pada sektor pemasaran.
“Antara produsen dan pemasar kopi bisa saling menguatkan. Baru-baru ini kami kedatangan tamu dari luar negeri yang sangat concern pada kualitas kopi, sampai memeriksa apakah mengandung pestisida atau tidak. Artinya, kita bisa andalkan kopi dari Gunung Ciremai, dan Cirebon sebagai pusat pemasarannya,” jelasnya.
Iing menambahkan bahwa ke depan, Kota Cirebon akan terus memposisikan diri sebagai pusat pemasaran dan promosi produk. Apalagi walikota sangat konsen terhadap pengembangan UMKM.
Ia ingin Cirebon menjadi pusat pergerakan ekonomi UMKM di wilayah Ciayumajakuning.
“UMKM harus kembali diberi kepercayaan diri. Misalnya, satu rangkaian kereta dengan delapan gerbong membawa 400 orang. Bayangkan kalau semuanya mencicipi kuliner Cirebon, dampaknya luar biasa bagi pelaku UMKM,” ucapnya.
Jika pelaku UMKM kewalahan dalam memenuhi permintaan, menurut Iing, mereka bisa bekerja sama dengan UMKM lainnya.
Karena itulah kehadiran Mal UMKM di Cirebon tidak hanya untuk memajang produk, tetapi juga memberikan pelatihan, menyediakan pojok foto produk, hingga proses kurasi produk.
“Pelaku UMKM jangan merasa kewalahan sendiri. Ajak UMKM lain. Di Kota Cirebon tercatat ada 2.464 UMKM, mulai dari kuliner, kerajinan tangan (handycraft), hingga fesyen,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


