Saluran Irigasi Primer Rusak Karena Longsor, Petani di Gebang Ilir Cirebon Menjerit
Sawah siap tanam di wilayah Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon kering karena saluran irigasi rusak, suplai air pun tersendat.-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Akibat saluran irigasi di bagian hulu mengalami kerusakan akibat longsor, ribuan hektar areal lahan padi di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur terancam gagal tanam ke-III dan panen ke-II.
Pasalnya, akibat longsor tersebut, saluran irigasi utama yang mengairi sawah-sawah di Kecamatan Waled, Ciledug, Pabuaran, Pabedilan, Gebang, Babakan dan Losari rusak.
Sehingga, air yang seharusnya bisa mengairi ribuan hektar sawah yang sedang memasuki masa tanam ke-III dan musim panen ke-II tersumbat, akibatnya sawah menjadi kering.
BACA JUGA:Terpilih Jadi Ketua KONI Periode 2025-2029, Berikut Upaya Handru Majukan Olahraga di Kota Cirebon
BACA JUGA:Jadi Ketua KPTR Sakarosa Srikandi, H Lili Siap Beri Pelayanan ke Petani Tebu
BACA JUGA:Pelaku Dugaan Curas di Kajilaga Berbekal Aneka Jenis Senjata Api Rakitan, Ini Daftarnya
Salah satu daerah yang paling terdampak adalah Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang. Desa ini berada di wilayah paling hilir dari sistem irigasi, sehingga sangat tergantung pada kelancaran aliran air dari hulu.
Kuwu Desa Gebang Ilir, Subandi, mengatakan bahwa sekitar 97 hektar lahan pertanian di desanya kini dalam kondisi kritis akibat kekeringan. Ia khawatir, jika kondisi ini terus berlangsung, para petani akan mengalami kerugian besar.
"Suplai air sangat berkurang. Kalau terus seperti ini, sawah tidak bisa ditanami dengan optimal. Ini bisa berujung pada gagal panen," ujarnya, Rabu 30 April 2025.
Dia menambahkan, kondisi ini sebenarnya bukan baru pertama kali terjadi. Namun, tahun ini dampaknya terasa lebih parah karena kerusakan saluran irigasi yang belum segera diperbaiki.
BACA JUGA:Pelaku Dugaan Curas Ditangkap, Polisi Amankan Sejumlah Barang Bukti
BACA JUGA:Hasil Musorkot KONI Kota Cirebon: Andru Raih 21 Suara, Terpilih Sebagai Ketua Umum
BACA JUGA:Pelaku Pelemparan Batu di Jalan Ahmad Yani Cirebon Sudah Ditangkap, Dipastikan ODGJ
Hal senada disampaikan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gebang Ilir, Wasrun. Ia menjelaskan bahwa kekeringan mulai dirasakan sejak dua minggu terakhir.
Seiring berkurangnya aliran air, para petani semakin cemas karena masa tanam padi yang seharusnya dimulai terpaksa tertunda.
“Kalau dalam empat hari ke depan lahan tidak mendapat air, maka petani harus menunda masa tanam hingga satu bulan. Ini berisiko tinggi karena berpengaruh pada hasil panen dan biaya produksi,” kata Warsun.
Menurutnya, situasi ini menunjukkan pentingnya solusi jangka panjang bagi pertanian di wilayah hilir seperti Gebang Ilir.
BACA JUGA:Dijamin Luluh! Beirkut Ini 5 Trik Psikologi Menaklukan Hati Cewek Introvert
BACA JUGA:Jangan Menye-Menye, Ini dia 5 Trik Psikologi Hadapi Pasangan Manipulatif
BACA JUGA:Kang Dedi Mulyadi dan Ohang Meriahkan Hardiknas 2025 di Kuningan, Ini Rangkaian Acaranya
Ia mengusulkan agar pemerintah membangun sumur dalam sebagai alternatif sumber air untuk lahan pertanian, terutama di musim kemarau atau saat terjadi gangguan irigasi.
“Kami di sini sering tidak mendapat pasokan air saat debit berkurang. Karena posisi desa kami paling ujung, air dari hulu sudah habis duluan. Makanya kami butuh sumur dalam untuk bantu pengairan,” jelas Wasrun.
Kondisi ini juga berpotensi memicu krisis ekonomi kecil di tingkat desa. Sebab mayoritas warga di Desa Gebang Ilir menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.
Jika gagal panen benar-benar terjadi, maka dampaknya tidak hanya dirasakan petani, tetapi juga keluarga mereka dan roda perekonomian desa secara keseluruhan. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


