Dugaan Pelecehan Seksual Pasien RS Pertamina Cirebon Minim Saksi dan Alat Bukti, Begini Kata Pihak Rumah Sakit

Karena minim saksi dan alat bukti, lanjut Ruswandi, pihak RS Pertamina akhirnya menyarankan keluarga korban melapor ke polisi.

Dia menegaskan, bahwa RS Pertamina menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang sedang ditempuh di kepolisian.

“Dari sisi bukti dan saksi gak ada, kita bukan ahlinya, jadi akhirnya keluarga (korban) mengadukan hal ini ke kepolisian. Kita belum punya kesimpulan karena semuanya masih berjalan, masih pengumpulan bukti,” pungkas Ruswandi.

BACA JUGA:Honda StreetFire Club Indonesia Gelar Silaturahmi Nasional di Kuningan Jawa Barat

BACA JUGA:Jasa Hercules ke Prabowo Dibongkar Mantan Anggota Tim Mawar Kopassus, Ternyata Ini yang Terjadi

Diberitakan sebelumnya, seorang remaja berkebutuhan khusus diduga jadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum perawat saat menjalani perawatan medis di RS Pertamina Cirebon.

Korban menderita sakit tuberkulosis (TBC) dan sempat dirawat di ruang isolasi RS Pertamina selama lima hari pada Desember 2024.

Pada saat itulah diduga oknum perawat yang kini telah diberhentikan dari RS Pertamina melakukan pelecehan seksual kepada korban.

Orangtua korban melaporkan kasus ini ke kepolisian pada 5 Mei 2025 setelah sebelumnya sempat dilakukan mediasi namun gagal mencapai kesepakatan.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar memastikan, bahwa pihaknya tengeh mendalami dugaan kasus pelecehan seksual tersebut.

Saat ini masih proses pengumpulan alat bukti dan memintai keterangan sejumlah pihak, termasuk pihak keluarga korband an rumah sakit.

Kapolres juga telah mengunjungi rumah korban di Kabupaten Cirebon. Menurut dia, korban mengalami keterbatasan fisik alias disabilitas. Yakni mengalami keterlambatan bicara pada saat kecil.

Sumber: