Ok
Daya Motor

Pedagang Pigura Sukalila Pilih Vakum Usaha, Tolak Relokasi ke Lantai Dua Pasar Pagi Cirebon

Pedagang Pigura Sukalila Pilih Vakum Usaha, Tolak Relokasi ke Lantai Dua Pasar Pagi Cirebon

Kondisi di lantai dua Pasar Pagi yang berjarak sekitar 200 meter dari Sukalila.-Ade Gustiana-Radarcirebon.com

RADARCIREBON.COMPenertiban bangunan liar di bantaran Sungai Sukalila hingga kawasan Kalibaru, Kota Cirebon, memunculkan persoalan baru.

Sejumlah pedagang pigura yang selama puluhan tahun menggantungkan hidup di kawasan Sukalila Selatan memilih menghentikan sementara aktivitas usaha setelah menolak relokasi ke lantai dua Pasar Pagi.

Relokasi yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon dinilai tidak strategis dan minim potensi pembeli.

Kondisi tersebut membuat para pedagang enggan menempati kios yang telah disediakan dan lebih memilih menyimpan barang dagangan di rumah masing-masing sambil menunggu kepastian lokasi usaha yang lebih layak.

BACA JUGA:Digelar di Cirebon, Musda Gabungan Hidayatullah Bahas Masa Depan Dakwah

BACA JUGA:Kapal Terbalik di Indramayu, 15 ABK Selamat, 3 Orang Masih Dicari Tim SAR

Pantauan di lapangan hingga Selasa (16/12/2025), sisa-sisa penertiban masih terlihat di sepanjang bantaran Sungai Sukalila.

Puing bangunan berupa kayu, rangka besi, papan triplek, hingga bongkahan beton berserakan di sejumlah titik. Alat berat masih dikerahkan untuk merobohkan bangunan permanen yang belum sepenuhnya dibongkar.

Aparat Satpol PP terlihat berjaga di lokasi guna mengamankan area serta mencegah pendirian bangunan liar kembali. Sementara itu, sebagian warga memanfaatkan sisa material yang masih dapat digunakan.

Di beberapa titik, aliran Sungai Sukalila tampak mengalir tenang di antara tembok penahan.

BACA JUGA:Bimtek Komdigi di Kota Cirebon Ungkap Cara Hidupkan Informasi Lokal

BACA JUGA:Bukti Nyata! 417 Kilometer Jalan Kabupaten Cirebon Dibangun Tahun Ini

Namun, di sisi kiri dan kanan sungai masih terlihat sisa rangka lapak dan papan kayu yang menjadi jejak aktivitas perdagangan selama bertahun-tahun.

Sebelum ditertibkan, kawasan tersebut dikenal sebagai sentra pedagang pigura. Beragam produk seperti bingkai foto wisuda, pernikahan, hingga kaligrafi dipajang berjajar di bantaran sungai.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait