Warga Ujunggebang Keluhkan Truk Galian Hilir Mudik Lewati Jalan Desa
Truk muatan tanah dan material lain, mendadak ramai melintasi jalan Desa Ujunggebang. Hal tersebut membuat warga sekitar resah karena jalanan berdebu dan bisa mengancam keselamatan anak-anak.-Tangkapan Layar Video-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Warga Desa Ujunggebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan truk galian yang mendadak hilir mudik melewati kampung mereka, Senin 15 September 2025.
Kondisi jalan yang sudah rusak, diperparah dengan lalu lalang truk galian dengan muatan berat melintasi jalan desa tersebut.
Hal tersebut, membuat kepulan debu beterbangan ketika truk melintas. Selain itu, keamanan warga menjadi terancam karena banyak anak kecil yang sering bermain sepeda di jalan itu.
Dari pengakuan warga sekitar, ramainya truk bermuatan tanah atau pasir yang melintasi jalan tersebut, sudah dilaporkan ke pihak desa.
Mereka merasa terganggangu dengan aktivitas mobil truk yang semakin ramai melintasi jalan Desa Ujunggebang dalam beberapa hari terakhir ini.
BACA JUGA:Pameran Keris Nasional di Cirebon: Upaya Melestarikan Warisan Leluhur
BACA JUGA:Repdem Kabupaten Cirebon Apresiasi Pembongkaran Pasar Darurat Jungjang Arjawinangun
BACA JUGA:Tidak Tersentuh Pemerintah, Nenek Asal Japura Bakti Astanajapura Hidup di Kandang Kambing
Dugaan para warga, ramainya truk galian yang mendadak melintasi jalanan tersebut, karena di jalan lain tidak diperkenankan untuk melintas.
Dengan begitu, para sopir truk mencari rute lain untuk membawa muatan ke lokasi yang hendak dituju.
"Ini aktivitas mobil tanah meresahkan masyarakat Desa Ujuggebang mobil angkutan tanah dugaan galian C. Sudah lapor ke desa namun belum ada tindak lanjut," sebut salah seorang warga lewat saluran telepon ke pihak redaksi radarcirebon.com.
Dijelaskan lebih lanjut, Warga Desa Ujunggebang mayoritas menolak adanya aktivitas truk bermuatan tanah yang melintasi jalanan desa tersebut.
Mereka khawatir, truk dengan muatan berat itu, bisa membahayakan warga sekitar dan material yang berjatuhan menyebabkan kondisi lingkungan menjadi berdebu.
BACA JUGA:Cirebon Timur sebagai Daerah Otonomi Baru Kini Menjadi Nyata, Ini Dia 16 Kecamatan yang Masuk!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


