Sederet Merek Beras Premium Ditarik dari Display Retail Modern, Ada Apa?

Melalui pemantauan radarcirebon.com beberapa customer Yogya Cirebon Junction yang hendak membeli beras terlihat lebih kritis saat memilih beras kemasan yang di-display. 

Selain bertanya pada pelayan, beberapa dari mereka juga terlihat sambil menggenggam gawai untuk mencari informasi beras kemasan yang hendak dibelinya. 

Seperti contohnya Sofi salah satu customer yang merupakan warga Kota Cirebon. Ia terlihat mengembalikan beras kemasan merek Sania pada rak yang tersisa satu dan menggantinya dengan Beras Anak Raja. 

"Saya biasanya konsumsi Beras Anak Raja ini, karena ada isu beras oplosan saya langsung ambil merek lain, tapi saat saya cek kembali di sosial media justru Sania termasuk salah satu yang diduga dioplos, jadi saya tukar lagi dengan Beras Anak Raja yang selalu dikonsumsi," paparnya.

Penarikan sejumlah merek beras kemasan juga dilakukan oleh sejumlah minimarket, salah satunya Alfamart. 

Corporate Communicaton Manager Alfamart Cabang Plumbon, Muhammad Afran mengungkapkan sejak Sabtu 12 Juli 2025 beberapa merek beras yang diduga dioplos sudah ditarik dari display.

Kini penarikan tersebut juga dilakukan di sejumlah Alfamart di Cirebon secara bertahap. 

BACA JUGA:VIRAL! Diduga Pasien RSD Gunung Jati Cirebon Ditahan Karena Tak Mampu Bayar Tagihan

BACA JUGA:Janji Pemkot Cirebon Kepada Honorer R2 dan R3

"Sejak Sabtu kemaren, kami sudah menarik beberapa merek beras kemasan dari display dan segera dikembalikan ke supplier masing-masing," tukasnya.

Sementara itu, adapun beberapa merek yang diduga Satgas Pangan Polri mengalami pengoplosan dan terseret dalam proses penyelidikan antara lain Sania, Sovia, Fortune, dan Siip yang merupakan produk dari Wilmar Group. 

Kemudian beras premium seperti Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food Station, Ramos Premium, Setra Pulen, dan Setra Ramos yang diproduksi oleh Food Station Tjipinang Jaya. 

Lalu merek Raja Platinum dan Raja Ultima yang diproduksi oleh PT Belitang Panen Raya, serta merek Ayana milik PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group). (apr)

Sumber: reportase