Mengapa Majelengka Dijuluki Kota Angin? Ini Fakta Menarik di Baliknya

RADARCIREBON.COM – Pernahkah kamu mendengar julukan “Kota Angin” untuk Majalengka? 

Julukan ini bukan sekadar nama indah yang terdengar puitis, julukan ini berasal dari kondisi geografis dan karakter alam yang khas. 

Kabupaten Majalengka yang terletak di kaki Gunung Ciremai, memiliki kontur perbukitan dan dataran tinggi yang membuat angin berhembus cukup kencang hampir sepanjang tahun.

Julukan “Kota Angin” ini mulai di kenal sekitar tahun 1980an, julukan ini telah menjadi ciri khas Kota Majalengka. 

BACA JUGA:Wisata Majalengka Kids Friendly 5 Rekomendasi Tempat Liburan Seru untuk Anak dan Keluarga

Masyarakat setempat sering juga menyebutnya dengan sebutan “Angin Ngagelebug”, istilah Bahasa Sunda yang artinya angin yang bertiup Kencang. 

Dibandingkan dengan kota-kota tetangga seperti Kuningan dan Cirebon, angin di Majalengka lebih kencang, menurut BMKG. 

Saat musim kemarau, kecepatan angin di kota ini meningkat hingga 30 knot, atau sekitar 56 km/jam, jauh lebih tinggi dari kecepatan angin biasa, yang hanya sekitar 15 knot.

Fenomena angin inilah yang menjadi alasan masyarakat memberi julukan “Kota Angin”. 

BACA JUGA:Peringatan Keras Bojan Hodak sebelum Laga Persib vs PSBS Biak, Komentar Uilliam Barros Yakin dan Tegas

Tidak hanya di pusat kotanya, hembusan angin terasa hingga ke wilayah pedesaan seperti Argapura, Rajagaluh, hingga Sindangwangi. 

Saat sore tiba, udara sejuk berpadu dengan semilir angin menciptakan suasana tenang dan menenangkan sesuatu yang jarang ditemui di kota besar.

Selain karena faktor geografis, julukan ini juga menjadi bagian dari identitas kultural masyarakat Majalengka. 

Banyak warga yang percaya bahwa “angin” adalah simbol kehidupan dan keberkahan membawa kesegaran, perubahan, dan semangat baru bagi siapa pun yang singgah di tanah Majalengka.

Sumber: