Berdaya Lewat Mangrove: The Lead Institute Paramadina Latih Perempuan Pulau Tidung Ciptakan Produk
Berdaya Lewat Mangrove: The Lead Institute Paramadina Latih Perempuan Pulau Tidung Ciptakan Produk dan Ekoturisme Pesisir-Institute Paramadina-radarcirebon
BACA JUGA:IPB Cirebon Gelar PKKMB dengan Bersih-bersih Pantai dan Tanam Mangrove
Karenanya, Maya menyampaikan tiga konsep utama pemasaran berkelanjutan yang dimulai dari pengarusutamaan keseimbangan manfaat bisnis, manfaat sosial, dan manfaat bagi lingkungan.
Kedua, tambah Maya, industri yang tidak eksplotitatif, yaitu membatasi secukupnya pemenuhan kebutuhan saat ini, sekaligus menjaga kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Pelaku industri pariwisata juga harus memperhatikan dampak positif atau negatif yang ditimbulkan proses produksi, pengemasan, konsumsi, dan siklus hidup produk secara keseluruhan," jelas Maya.
Mengubah Mangrove Menjadi Produk Bernilai Jual
Sesi pelatihan mengolah mangrove dipimpin oleh Pakar Mangrove Hani Dkoko, S.Si, M.Si dengan tema “Produk Olahan Mangrove: Teori dan Praktik”.
BACA JUGA:Himabio UIN Siber Syekh Nurjati Bersama Komunitas dan Yuh Gas Nang Wong Cerbon Tanam Mangrove
Hani menjelaskan bahwa rehabilitasi Mangrove menawarkan manfaat yang beragam, meliputi manfaat praktis seperti menahan abrasi, biologis, dan ekonomis.
Hani secara rinci memaparkan perbedaan jenis Mangrove yang dapat diolah. Ia menjelaskan Mangrove Sejati sebagai pembentuk utama ekosistem yang tumbuh di garis pantai terbuka dan menstabilkan garis pantai dengan salinitas tinggi.
Sementara itu, Mangrove Asosiasi adalah tumbuhan yang lebih toleran terhadap salinitas rendah, berada di wilayah transisi lebih dekat ke daratan, dan biasanya berada di balik Mangrove Sejati. Pemahaman zonasi ini krusial untuk menentukan jenis Mangrove yang dapat dipanen dan diolah.
Untuk memastikan produk olahan Mangrove dapat bersaing, sesi dilanjutkan dengan materi “Desain Kemasan dan Produk Olahan” yang dibawakan oleh Pakar Digital Branding, Suandri Ansah yang menyoroti urgensi pengemasan, terutama bagi produk rumahan berwawasan lingkungan.
BACA JUGA:Implementasikan Program Manglieds, Tanam Mangrove
Suandri menekankan dua fungsi utama kemasan, yakni fungsi praktis dan fungsi komunikatif. Menurutnya, kemasan bukan hanya untuk melindungi, tetapi juga sebagai media komunikasi merek dan “wajah” produk yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, termasuk untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk.
“Efektivitas dan efisiensi suatu kemasan penting ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk,” ujar Suandri.
Setelah sesi teori, Hani Dkoko kembali memimpin praktik langsung pengolahan Mangrove. Para peserta diajak melihat berbagai contoh produk olahan mangrove yang bernilai jual dan kemudian praktik mengolahnya.
Produk yang dilatih meliputi sirup, selai, permen jeli, keripik, tepung, teh, hingga pewarna alami untuk batik. “Asyik karena sambil praktik… nggak nyangka, mangrove ternyata enggak cuma buat mencegah badai dan tsunami tapi juga punya nilai ekonomis," kata Ibu Ida Suwaidah
BACA JUGA:Danlanal Cirebon Tanam Mangrove di Kalipasung, Berikut Tujuannya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


