Ok
Daya Motor

Gubernur KDM: Perusakan Alam Adalah Bentuk Korupsi Luar Biasa

Gubernur KDM: Perusakan Alam Adalah Bentuk Korupsi Luar Biasa

Dedi Mulyadi saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Banjir Kawasan Bandung Raya, Sumedang, dan Garut di Ruang Loka Wirasaba, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa 9 Desember 2025.-Biro Adpim Jabar-

SUMEDANG, RADARCIREBON.COM - Memaknai Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti perspektif lain pemberantasan korupsi.

Ia menilai, mengambil aset negara dalam bentuk perusakan alam adalah kejahatan luar biasa yang kerap menjadi biang kerok bencana hidrometeorologi.

Hal tersebut diungkapkan Dedi Mulyadi usai memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Banjir Kawasan Bandung Raya, Sumedang, dan Garut di Ruang Loka Wirasaba, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa 9 Desember 2025.

BACA JUGA:Minta Restu Bupati Imron, Paku Wetan Siap Bawa Cirebon Timur Jadi Pusat Kuliner dan Wisata Baru

BACA JUGA:Tanggungjawab Bersama, Plt Camat Astanajapura Ajak Warga Peduli Sungai dan Jalan Bebas Sampah

BACA JUGA:HUT ke-130 BRI Hadirkan Diskon Fantastis untuk Liburan dan Belanja Akhir Tahun

"Banyaknya bencana alam yang terjadi di Jawa Barat adalah akibat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia," ungkapnya.

Menurutnya, praktik korupsi lingkungan tersebut berdampak fatal, yakni memicu berbagai bencana alam seperti banjir dan longsor yang merugikan masyarakat luas.

"Membabat pohon melalui illegal logging, mengambil tanah di daerah aliran sungai (DAS), menggunakan tanah sempadan sungai, hingga mengalihfungsikan rawa milik negara untuk kepentingan komersial, itu milik negara," tutur gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini.

Sebagai langkah konkret penanganan, KDM menginstruksikan agar seluruh bangunan liar yang berdiri di sempadan sungai segera ditertibkan.

BACA JUGA:Perizinan di Kabupaten Cirebon Berbelit, FKIC Tuntut Perbup Agar Investor Tak Kabur!

BACA JUGA:Ratusan Kwintal Sampah di Sungai Kanci Dibersihkan, Plt Camat Astanajapura: Tegakkan Perdes Sampah

Setelah penertiban dan normalisasi, area tersebut akan direvitalisasi dengan tanaman yang mampu mencegah erosi.

"Sempadan sungai setelah dinormalisasi nanti kita tanami pohon kelapa. Karena akarnya serabut, kokoh, dan terbukti efektif bisa menahan tanah," pungkas KDM. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: reportase

Berita Terkait