SARS Mewabah Lalu Tiba-tiba Menghilang, Mungkinkah Covid-19 Juga Begitu?

SARS Mewabah Lalu Tiba-tiba Menghilang, Mungkinkah Covid-19 Juga Begitu?

PADA awal tahun 2003, tepatnya pada musim dingin di China Timur, ditemukan sindrom pernapasan akut yang dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Wabah SARS ini merupakan epidemi yang mematikan pertama yang disebabkan oleh virus Corona.

Sama seperti jenis virus Corona yang saat ini menyebar ke seluruh penjuru dunia, virus SARS ini membuat masyarakat menimbun masker, membatalkan perjalanan ke Asia, dan membuat tempat karantina besar untuk mengatasi penularan virus tersebut.

Namun delapan bulan kemudian, virus SARS yang beredar itu mulai bisa diatasi, hingga akhirnya punah. 

Tetapi, saat virus Corona baru melanda, jalur virus ini dianggap jauh lebih sulit diatasi daripada SARS. Bahkan para ahli menganggap bahaya yang ditimbulkannya jauh lebih besar. 

Pada 9 Februari saja, jumlah kasus kematian akibat COVID-19 ini sudah melampaui SARS.

Pejabat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan SARS menjadi ancaman kesehatan yang paling serius muncul dalam 20 tahun. SARS yang mirip penyakit pneumonia ini menewaskan sekitar 1 dari setiap 10 orang yang terinfeksi.

\"Terjadi kepanikan yang sangat besar,\" kata direktur Pusat Kolaborasi WHO, Lawrence Gostin yang dikutip dari Los Angeles Times, Selasa (29/9/2020).

Pada akhirnya, wabah SARS yang melanda 29 negara ini bisa diatasi dengan melakukan pengujian, mengisolasi pasien, dan memeriksa para pendatang di bandara dan tempat lain, yang mungkin saja bisa menyebarkan virus. 

Caranya, jika ada orang yang sakit bisa dihentikan agar tidak menulari orang lain, hingga akhirnya virus itu mati.

Namun, Gostin mengatakan strategi seperti ini lebih sulit dilakukan pada COVID-19 karena jumlah kasus yang lebih banyak. 

Di akhir pandemi SARS total orang yang terinfeksi sebanyak 8.000, sementara COVID-19 jauh lebih banyak dari itu.

\"Ini mempengaruhi ratusan ribu orang dan bisa terus bertambah di masa mendatang. Sangat sulit untuk menahannya. Ini adalah tantangan yang jauh lebih besar daripada SARS,\" jelas Gostin.

Dibandingkan dengan COVID-19, wabah SARS dianggap lebih mudah dihentikan dan risiko penularannya relatif rendah. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: