Musim Pandemi, Pengusaha dan Perajin Batik Cirebon Nyaris Gulung Tikar

Musim Pandemi, Pengusaha dan Perajin Batik Cirebon Nyaris Gulung Tikar

CIREBON - Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2020 seharusnya dirayakan dengan senyuman kebahagiaan. Namun yang terjadi sebaliknya. Para perajin dan pengusaha batik di Cirebon, selama pandemi Covid-19, mati suri. Sepi kunjungan, sepi juga orderan. Imbasnya, mereka nyaris gulung tikar. 

Sebelum pandemi Covid-19, Daryana (50) memiliki 15 karyawan yang mengerjakan orderan batik dari sanggar dan galery yang ada di sentra Batik Trusmi. Warga Desa Trusmi Kulon tersebut, bisa memproduksi 8 sampai 10 batik tulis setiap minggunya, yang dijual dengan dengan harga Rp350-500 ribu.

Baca Juga: Hotel Langensari Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19 Sempat Diprotes Warga

Tapi kini, sudah beberapa bulan terakhir, tempat usahanya tersebut sudah tak lagi memproduksi batik. Ia terpaksa merumahkan 15 karyawannya karena sudah tak ada pesanan. Jangankan pesanan, barang yang sudah jadi dan siap jual saja masih belum juga laku.

Kondisi seperti ini, menurut Daryana, baru pertama kali ia temui. Ia pun tidak bisa berbuat banyak serta hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Selengkapnya baca di sini…

Tonton video berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=ye9NdvygjR4

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: