Tol Kunci Perkembangan Kertajati, Waktu Tempuh Bandung-Majalengka Mesti Dipangkas

Tol Kunci Perkembangan Kertajati, Waktu Tempuh Bandung-Majalengka Mesti Dipangkas

BANDUNG – Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati belum difungsikan secara optimal. Padahal, kawasan aerocity tersebut sudah ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan baru dengan konsep Segitiga Rebana oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Adanya pandemi Covid-19 menambah, semakin sepi bandara yang pembangunananya menelan anggaran sekitar Rp4 Triliun itu.

Selain itu, akses jalan ke Bandara Kertajati melalui Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) saat ini masih belum bisa dilakukan. Sebab, pembangunan tol Cisumdawu yang sudah dicanangkan 7 tahun lalu masih belum tuntas.

Direktur Utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB), Salahudin Rafi pun mengakui, kendala yang dihadapi saat ini akses Tol Cisumdawu menuju Kertajati.

“Kenapa tol Cisumdawu? Kalau bandara itu punya daerah cakupan. Namanya catchment area. Nah catchment Bandara Kertajati itu dari Karawang ke Kertajati, Jawa Tengah bagian barat ke Kertajati. Sama halnya Bandung. Itu demand-nya 6,5 juta penumpang pertahun,” ucap Rafi sapaan akrabnya kepada Jabar Ekspres (Radar Cirebon Group) di Bandung.

Dikatakannya, akses menuju bandara sangat dipertimbangkan dalam berpergian. Baik wisatawan maupun pekerjaan dinas keluar kota. Sehingga lebih memilih Bandara lain yang akses perjalanannya tidak memakai waktu lama.

“Karena aksesnya ke Bandara Kertajati itu masih diatas 90 menit. Sehingga penumpang masih memilih bandara lain,” katanya.

Dijelaskannya, dari 6,5 juta pertahun itu, 4 jutanya masih ke Bandara Husen Sastranegara, 1,2 juta ke Bandara Soekarno Hatta dan lainnya ke Bandara Halim Perdanakusumah. “Rumusnya di situ, jadi tidak ada covid pun bangkitnya tidak seperti yang diharapkan,” jelasnya.

Dari awal 2020 trafik keberangkatan di BIJB sudah 22 perhari. Terbagi dalam 11 datang, 11 berangkat. Cargo rata-rata 6 sampai 8 ton perhari. Ditambah pemberangkatan internasional sudah ada 2 Kertajati-Malaysia-Jeddah dan sebaliknya.

“Sudah jalan. Begitu 16 April saat pemerintah menerapkan pandemi, Kemenhub melakukan pembatasan ‘lockdown’ dan segala macam itu dari April sampai sekarang, turun. Namun, diprediksi kita hingga akhir tahun,” terangnya.

Disinggung mengenai bangkitnya bandara memerlukan waktu beberapa tahun, semuanya tergantung akses.

Guna meyakinkan akses sangat berpengaruh, Rafi mencohtohkan bandara Kulon Progo. Meskipun aksesnya jauh ke Kota Jogja, tapi karena di Adisuciptonya sudah dikembalikan ke TNI AU. Maka semua penerbangannya beralih.

“Ini juga kalau aksesnya sudah nyambung, Tol Cisumdawunya. Jadi dari kota Bandung ke Kertajati cuman 45 hingga 60 menit, jadi pasti akan beralih ke sini,” ungkapnya.

“Apalagi Husennya dikembalikan ke TNI AU. Tapi sekarang karena husennya dikembalikan ke TNI AU, penerbangannya malah ke Soekarno Hatta,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: