Dari Gowes Saling Sapa Radar Cirebon Grup ke Desa Ambulu, Kecamatan Losari

Dari Gowes Saling Sapa Radar Cirebon Grup ke Desa Ambulu, Kecamatan Losari

RADAR Cirebon grup menggelar Gowes Saling Sapa, Sabtu (8/11). Pada Gowes Saling Sapa edisi perdana ini, rombongan Radar Cirebon mengunjungi Desa Ambulu Kecamatan Losari. Gowes Saling Sapa ini bukan hanya sebatas bersepeda dan mengunjungi desa-desa. Namun juga menyerap aspirasi baik dari Pemdes dan masyarakat setempat terkait pembangunan yang ada di desa.

Direktur Radar Cirebon, Syahbana mengatakan pihaknya sengaja menggelar gowes saling sapa dengan mengunjungi berbagai desa.  Rencananya kegiatan ini akan digelar rutin setiap akhir pekan.

Setelah berkunjung ke Desa Ambulu, Syahbana menyebut Desa Ambulu memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. “Ambulu terkenal dengan wisata mangrove. Ini kelebihan yang dimiliki Desa Ambulu. Selain itu pula Desa Ambulu memiliki banyak potensi lainnya,” ujarnya.

Kuwu Ambulu, Sunaji sangat senang dikunjungi Gowes Saling Sapa Radar Cirebon grup. “Alhamdulillah terima kasih sudah mengunjungi desa kami, Ambulu,”ujarnya.

Sunaji mengungkapkan pihaknya merasa terbantu dengan kehadiran Gowes Saling Sapa Radar Cirebon grup. “Berita pembangunan di Desa Ambulu, saya cek di internet paling banyak dari Radar Cirebon. Apalagi saat ini kami tengah menuju desa digital. Kehadiran Gowes Saling Sapa Radar Cirebon grup ini sangat membantu desa kami,” ungkapnya.

Terkait potensi desa, Sunaji menyebutkan, Pemdes berusaha memutar otak karena tidak memiliki Pendapatan Asli Desa (PAD). Akhirnya pemdes memanfaatkan potensi yang ada yakni mangrove dan sungai dengan membuat tempat wisata bernuansa mangrove. Wisata mangrove itu pun dinamakan Wisata Mangrove Caplok Barong.

“Ketika saya menjabat kuwu akhir Desember 2017 itu saya lihat Desa Ambulu sama sekali tidak mempunyai PAD. Sehingga saya sempat berpikir bagaimana caranya Desa Ambulu ini memiliki PAD,” ujarnya.

Menurut Sunaji, PAD dibutuhkan untuk mendukung pembangunan. Karena untuk membangun desa, tidak mungkin hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah. “Kita lihat berbagai potensi yang dimiliki Desa Ambulu, salah satunya mangrove. Jadi kenapa kita tidak membuat saja tempat wisata dengan mengembangkan mangrove,”ujarnya.

Akhirnya pihaknya merangkul pemuda Desa Ambulu untuk mengembangkan ide wisata mangrove ini. Konsep wisata diserahkan pada para pemuda. Di awal tahun 2019 dimulailah pembangunan kawasan Wisata Mangrove Caplok Barong. Secara bertahap kawasan Kawasan Wisata Mangrove Caplok Barong terus dikembangkan hingga kini mencapai 6.000 meter persegi. Tidak hanya sampai situ, Sunaji berharap ke depan ada kawasan wisata konservasi mangrove, sehingga bisa dijadikan wahana ilmu pengetahuan ataupun penelitian.

“Selain itu juga dalam pikiran saya di sana dekat laut itu saya ingin membuat sebuah masjid apung seperti yang ada di Jeddah Arab Saudi. Sehingga tidak melulu wisata umum saja tetapi ada wisata religinya dan juga sebagai tempat salat wisatawan sehingga tidak perlu balik lagi ke daratan untuk ibadah,” ungkapnya.

Namun untuk pengembangan mangrove ini menurut Sunaji memerlukan anggaran yang tidak sedikit, sehingga pihaknya tidak bisa sendiri. Dibutuhkan perhatian dari pemerintah dan pihak swasta khususnya dalam dukungan anggaran. Ia pun menjelaskan pihaknya siap melepas pengelolaan wisata mangrove jika Pemerintah Kabupaten Cirebon ataupun Provinsi Jawa Barat memiliki minat mengelola wisata mangrove ini. “Yang terpenting tenaga kerjanya masih dari masyarakat kami,” ungkapnya.

Untuk tenaga kerja, saat Wisata Mangrove Caplok Barong sudah menjadi lapangan pekerjaan bagi 20 warganya. Pendapatan kotor dari penjualan tiket masuk wisatawan kekawasan mangrove itu dalam satu bulan yakni sekitar Rp30 jutaan.

“Terkadang berbeda-beda ya setiap bulannya tetapi kalau memang dibuat rata-rata sih sekitar Rp30 jutaan. Kalau kita potong untuk pekerja sekitar Rp20 jutaan. Bersih paling 10 juta masuk BUMDes selaku pengelola wisata mangrove ini,” ungkapnya. (den)

https://www.youtube.com/watch?v=uLXKYmyV_GY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: