Tak Ada Lagi Daging Tiren

Tak Ada Lagi Daging Tiren

KUNINGAN - Dua pekan menjelang Lebaran, Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Kuningan mengintensipkan pemeriksan terhadap daging yang dijual di pasar-pasar tradisional. Sebenarnya kegiatan pemeriksaan sudah menjadi agenda rutin, namun menjelang hari-hari besar ditingkatkan frekuensinya. “Selama puasa ini kami pernah menemukan penjual yang nakal di mana menjual daging sapi tiren (mati kemarin, red). Kami tidak ingin kasus ini terulang lagi, makanya memberikan pembinaan kepada penjual yang nakal tersebut,” ucap Kepala DP3 Ir Hj Triastami kepada Radar, kemarin (26/7). Hingga saat ini belum ditemukan kasus yang serupa, namun meski begitu pengawasan diperketat. Bisa mereka melakukan tindakan seperti sebelumnya terlebih menjelang Lebaran harga tinggi. Dikatakan, pengawasan terhadap daging bukan hanya sapi, tapi juga daging ayam dan kambing. Juga, bukan hanya tiren namun yang menggunkan formalin pun diawasi. Lebih lanjut dikatakan, bukan hanya tiren dan formalin, pedagang yang nakal pun bisa mencampurkan daging celeng dengan sapi. Pihaknya sendiri hanya memberikan pengarahan dalam kasus ini kalau ada yang melanggar. Sementara itu, salah satu kegiatan pemeriksaan yang sudah dilakukan adalah di Pasar Cilimus pada Kamis lalu (25/7). Petugas memeriksa kondisi daging yang dijual dengan menggunakan alat khusus untuk mendeteksi kadar Ph dan kandungan zat kimia seperti formalin. Beberapa sampel daging dites oleh petugas kemudian dicatat. Bagi yang dicurigai bermasalah, petugas mengambil daging tersebut untuk diuji skala laboratorium. Kali ini petugas tidak menemukan daging bermasalah. Namun dalam kesempatan tersebut, petugas mewanti-wanti kepada para pedagang untuk tidak coba-coba menjual daging bermasalah karena mereka bisa diancam dengan sanksi berat. Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DP3 Kabupaten Kuningan Nana Suyana mengungkapkan, kegiatan sidak daging tersebut digelar serentak di empat pasar yang tergolong besar di Kabupaten Kuningan yaitu Pasar Baru Kuningan, Luragung, Ciawigebang, dan Cilimus. Kegiatan tersebut dalam upaya pencegahan peredaran daging bermasalah yang dapat merugikan masyarakat baik dari segi ekonomis hingga kesehatan. \"Pada saat akhir Ramadan biasanya banyak bermunculan pedagang daging dadakan yang merupakan pendatang dari luar daerah kerap menjual daging bermasalah. Oleh karena itu kami lakukan pencegahan dini dengan melakukan pemeriksaan setiap hari hingga Lebaran nanti,\" ucap Nana. Dalam pemeriksaan tersebut, kata Nana, petugasnya akan mengawasi peredaran daging bermasalah seperti mengandung formalin, daging bangkai, gelonggongan hingga daging campuran. Jika dari hasil pemeriksaan laborotorium menunjukkan daging tersebut bermasalah, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP bahkan Kepolisian untuk penindakan secara hukum. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: