SMK PGRI Plumbon Diserang, Siswa dan Guru Luka

SMK PGRI Plumbon Diserang, Siswa dan Guru Luka

*Pelaku Gabungan Pelajar, Terprovokasi SMS Gelap   CIREBON - Ratusan siswa SMK gabungan terdiri dari SMK Nusantara, SMK PUI, SMK Budi Tresna, SMK Muhammadiyah di Cirebon melakukan penyerangan dan merusak fasilitas SMK PGRI Plumbon, Kabupaten Cirebon, kemarin pagi (29/7). Selain bangunan SMK PGRI Plumbon rusak, sejumlah elektronik hancur, dan siswa serta guru mengalami luka akibat lemparan batu. Dari ratusan siswa SMK gabungan tersebut, 31 orang pelajar ditangkap polisi dan pasukan TNI dari Arhanudse 14 Plumbon. Sedangkan pelaku penyerangan lainnya berhasil kabur. Keterangan yang berhasil dihimpun Radar Cirebon, kasus penyerangan dan perusakan oleh para pelajar SMK gabungan ini berawal dari para pelaku menerima sebuah pesan singkat (SMS) dari seseorang yang belum diketahui identitasnya. Isinya hasutan dan provokasi mengajak seluruh pelajar SMK se-Kota dan Kabupaten Cirebon untuk membolos dan menyerang para pelajar SMK PGRI Plumbon di sekolahnya. Sebelumnya diisukan ada seorang pelajar SMK Nusantara Kabupaten Cirebon tewas dibunuh oleh pelajar SMK PGRI Plumbon. Selanjutnya, sekitar pukul 10.00 WIB ratusan pelajar itu bergerak secara rapi dan terorganisasi. Sesampainya di depan SMK PGRI Plumbon, mereka yang datang dari dua arah berlawanan itu langsung merangsek masuk SMK PGRI Plumbon sambil melempari batu. Siswa-siswi dan guru SMK PGRI Plumbon yang saat itu sedang belajar, kocar-kacir menyelamatkan diri. Beberapa guru dan murid mengalami luka akibat terkena lemparan batu. Bahkan, dua unit komputer, satu unit laptop, dan dua unit printer rusak termasuk seluruh kaca jendela tujuh ruangan kelas di SMK PGRI Plumbon. Petugas TNI dari Batalyon Arhanudse 14 Plumbon dan Polsek Depok datang ke TKP setelah mendapat laporan dari warga dan pihak sekolah. Melihat kedatangan aparat TNI dan Polisi para pelajar yang berjiwa preman itu kabur. Dari hasil pengejaran petugas, 31 orang pelajar berasal dari SMK Nusantara, SMK PUI, SMK Budi Tresna, dan SMK Muhammadiyah ditangkap, lalu dibawa ke Mapolsek Depok guna menjalani proses hukum selanjutnya. \"Waktu nyerang sih ada ratusan, kami semuanya pada bolos, dan sudah janjian, karena salah satu anak dari SMK kami katanya ada yang meninggal dibunuh oleh anak PGRI. Lalu kami undang SMK lain untuk gabung menyerang sebagai bentuk solidaritas sesama pelajar SMK,\" ujar AG (15) pelajar SMK Nusantara, Kabupaten Cirebon saat ditemui di Mapolsek Depok, kemarin (29/7). Sementara itu, Ny Yanti selaku Wakil Kepala SMK PGRI Plumbon kepada Radar mengaku kecewa dengan mental para pelajar yang berkelakuan seperti preman. “Kalau kerugian sih ditaksir sekitar Rp8 jutaan, belum lagi ganti rugi pengobatan sejumlah siswa dan guru yang terluka meskipun ringan. Kami menuntut kepada para pelaku dan sekolah mereka untuk mengganti semua kerugian ini,” ujarnya. Masih di tempat yang sama, Kapolres Cirebon Kabupaten AKBP Irman Sugema SH SIk melalui Kapolsek Depok AKP Dody Munandar mengatakan para pelaku bisa dijerat pasal pidana. “Beberapa dari mereka ada di antaranya residivis di Polsek Depok, dan juga ada orang tuanya yang berstatus dosen salah satu kampus swasta di Kota Cirebon. Mereka kami kenai pasal 406 KUHP tentang perusakan dan diancam pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan,” jelas Dody. (rdh)   FOTO: DEDI HARYADI/RADAR CIREBON PELAKU PENYERANGAN. Ke-31 pelajar SMK gabungan dari SMK Nusantara, SMK PUI, SMK Budi Tresna, dan SMK Muhammadiyah Cirebon diamankan di Polsek Depok setelah melakukan penyerangan dan merusak fasilitas SMK PGRI Plumbon, Kabupaten Cirebon, kemarin pagi (29/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: