Ano-Azis Disarankan Lelang Jabatan

Ano-Azis Disarankan Lelang Jabatan

Soal Sekda Definitif, Muncul Lagi Nama Deane Dewi Raith   KEJAKSAN- Mutasi yang rencananya digelar usai Lebaran terus mendapat sorotan masyarakat. Mutasi ini disebut-sebut salah satu ujian berat bagi Wali Kota Ano Sutrsino dan Wakil Wali Kota Nasrudin Azis dalam mengarungi tugas ke depan. “Sejauh mana kekompakan keduanya akan teruji di mutasi ini,” ujar anggota Fraksi Partai Demokrat, N Djoko Poerwanto. Djoko pun menyarankan Ano-Azis melakuan terobosan baru, yang beda dari wali kota sebelumnya. Salah satu terobosan itu adalah lelang jabatan seperti halnya yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Dengan lelang jabatan, kata Djoko, akan muncul siapa saja yang memiliki potensi mengemban sebuah jabatan ke depan. “Tak ada salahnya wali kota menggelar mutasi setelah Lebaran dengan melakukan lelang jabatan,” kata Djoko. Djoko juga mengkritik Ano-Azis dalam melaksanakan mutasi. Bagi dia, rencana mutasi usai Lebaran adalah langkah yang telat. Harusnya, sambung dia, usai dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Ano-Azis sudah bisa melakukan mutasi. Tidak harus menunggu masa kerja 100 hari. “Jadi kalau boleh saya ngomong, mutasi Ano-Azis setelah Lebaran adalah keputusan telat,” tandasnya. Djoko juga mengingatkan Ano-Azis untuk duduk bersama membicarakan perihal mutasi. Jangan sampai ada kesan jalan sendiri-sendiri. “Yang muncul jangan sampai one man show, tapi team work Ano-Azis. Apalagi mutasi menjadi ujian bagi keduanya, apakah lulus atau tidak,” katanya. Sementara Kadishubinfokom Taufan Bharata SSos di sela-sela pengamaman arus mudik justru menganggap enteng rumor dirinya akan terkena mutasi. Taufan hanya tersenyum kecil dan tidak banyak berbicara. “Kalau saya dipindah, maka jalan saya menuju kursi sekda semakin lapang. Apalagi syarat menjadi sekda minimal pernah pindah 2 kali jabatan sebagai kepala dinas,” kata Taufan enteng. Taufan justru menyerahkan sepenuhnya mutasi kepada wali kota. Bagi dia, wali kota memiliki otoritas penuh melakukan mutasi. Dirinya sebagai eselon II hanya bisa mengikuti perintah wali kota. Sedangkan info lain yang diterima Radar menyebutkan, selain Wahyo dan Arman Surahman serta Asep Dedi yang menjadi kandidat sekda, muncul lagi nama Deane Dewi Rati MM yang saat ini menjabat sebagai kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cirebon. Sumber koran ini mengatakan, jika dibandingkan Asep Dedi dari sisi kepangkatan IV C, justru yang paling senior adalah Deane Dewi Ratih dan Moch Korneli. “Asep Dedi golongan kepangkatan IV C baru-baru ini saja. Jadi kalau mengacu kepangkatan, justru lebih senior Ibu Deane dan Korneli. Tapi yang paling memungkinkan adalah Deane. Apalagi dengan wali kota, Deane memiliki kedekatan dibandingkan yang lainnya, termasuk satu almamater saat kuliah di Bandung,” kata sumber Radar, kemarin. Meski demikian, sumber lain juga menyebutkan bahwa Asep Dedi adalah calon kuat sekda. Selama proses pilwalkot beberapa waktu lalu, mantan kepala DPPKD ini dianggap menanamkan kakinya di Ano-Azis. Wahyo dan Arman yang ramai di media selama ini tidak lebih hanya untuk meramaikan bursa sekda untuk diajukan ke provinsi. “Peluang keduanya (wahyo dan Arman, red) sepertinya sudah tertutup seiring dengan memasuki usia pensiun. Asep Dedi saat pilwalkot, kakinya sudah di Ano-Azis, dan memang dia yang akan menjadi sekda. Wahyo-Arman sih hanya wacana ke publik saja,” ujar sumber koran ini di lingkungan Ano-Azis. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: