Naik Lagi

Naik Lagi

Dunia kedokteran ternyata, sebenarnya, sudah agak lama mengenal istilah D-dimer. \"D-dimer mulai dikenal di tahun 1990-an,\" ujar Prof Dr Med Puruhito \"ayatullah-nya\" bedah jantung Surabaya.

Mengapa waktu aorta saya dulu pecah tidak dilakukan test D-dimer? “D-dimer itu terkait dengan sistem vena. Bukan aorta,\" ujar Prof Puruhito, guru besar Unair Surabaya itu. “Penjelasan itu benar sekali,\" ujar dokter Ben-Chua saya saat tanya soal itu. Ternyata ia tidak perlu mengetes D-dimer saya karena yang pecah itu aorta. Saya juga bersyukur menjadi tahu pentingnya vitamin D. Pentingnya vitamin D dalam penanganan Covid dimulai di India. Itu karena di sana banyak ditemukan gangguan pernapasan karena kekurangan vitamin D.

Kesimpulan saya: dokter telah belajar banyak dari “Fakultas Kedokteran Covid, di Universitas Pandemi\" Bayangkan betapa sialnya nasib yang terkena Covid di awal-awal dibukanya \"universitas pandemi\'\' ini. Dunia internet juga demikian majunya. Best practices di pojok dunia ujung, bisa segera diikuti di pojok dunia lainnya. Termasuk Indonesia.

Sampai-sampai saya kaget ketika dites unsur D-dimer dalam darah saya. Seumur-umur tidak pernah mendengar itu. Pun sebelum dokter visite ke kamar pasien, saya sudah menjelajah internet dulu: apa itu D-dimer. Di situ saya baru tahu: mengapa banyak orang yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 tapi meninggal juga. (dahlan iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: