Korban Jiwa Bertambah, Waspadai Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

Korban Jiwa Bertambah, Waspadai Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

JAKARTA-Korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah. Data hingga Selasa (6/4) pukul 15.00 WIB, jumlah korban jiwa mencapai 86 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dalam keterangannya mengatakan, jumlah korban jiwa akibat bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 86 orang. Jumlah tersebut sudah berdasarkan hasil verifikasi.

“Jadi, kesepakatan kemarin yang dinyatakan meninggal dunia yang telah ditemukan jenazahnya dan telah terverifikasi,\" katanya, Selasa (6/4).

Diketahui, Siklon Seroja di selatan wilayah NTT pada 4 April 2021 telah menyebabkan angin kencang, tanah longsor, dan banjir bandang di Kota Kupang serta Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembara, Ngada, Alor, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, dan Ende.

Selain korban jiwa, bencana alam itu menyebabkan 98 orang hilang dan 146 orang terluka serta berdampak terhadap 2.683 warga. “Sampai sekarang petugas masih mendata warga yang terdampak bencana di wilayah NTT,” ujarnya.

Bencana alam di wilayah itu berdampak pada 1.992 rumah warga, dengan jumlah rumah yang mengalami kerusakan ringan 109 unit, jumlah rumah yang rusak sedang 133 unit, dan jumlah rumah yang mengalami kerusakan berat 498 unit.

Sebanyak 84 fasilitas umum di provinsi itu juga terdampak bencana. Jumlah fasilitas umum yang rusak berat akibat bencana tercatat 44 unit dan fasilitas umum yang rusak ringan satu unit.

Dikatakannya, pemerintah pusat, pemerintah daerah serta TNI dan Polri telah membentuk posko penanganan kondisi darurat di daerah terdampak bencana.

BADAI MENJAUH

Siklon Tropis Seroja saat ini bergerak semakin menjauhi Indonesia. Badai Seroja merupakan penyebab terjadinya curah hujan ekstrem sehingga menimbulkan banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Siklon Tropis Seroja sudah semakin menjauhi wilayah Indonesia.

“Puncak siklon terjadi tanggal 5 April dini hari dan saat ini sudah menjauh, bergerak ke barat daya. Pada 7 April diprediksi siklon sudah semakin menjauhi Indonesia,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (6/4).

Dikatakannya, Siklon Tropis Seroja merupakan siklon terkuat dari siklon tropis yang pernah terdeteksi di Indonesia sebelumnya.

Siklon ini merupakan dampak naiknya suhu muka air laut di perairan yang sudah mencapai 30 derajat Celcius, dari biasanya hanya 26 derajat Celcius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: