Vaksinasi Covid-19 Tembus 1 Miliar Dosis
WASHINGTON-Angka vaksinasi Covid-19 sudah tembus 1 miliar dosis pada Sabtu (24/4). Sebanyak 1.002.938.540 dosis telah diinjeksikan kepada penduduk di 207 negara. Namun, pembagiannya tidak merata. Lebih dari separonya adalah vaksinasi di tiga negara saja. Yakni, Amerika, Tiongkok, dan India.
Berdasar data yang dikumpulkan Agence France-Presse, perinciannya adalah AS (222,6 juta dosis), Tiongkok (216,1 juta dosis), dan India (138,4 juta dosis). Jika ditotal, itu setara dengan 58 persen dari angka vaksinasi total.
Namun, jika dihitung per negara, Israel-lah yang memimpin. Enam di antara sepuluh penduduk sudah divaksin penuh. Disusul Uni Emirat Arab yang 51 persen penduduknya sudah menerima setidaknya satu dosis, Inggris dengan 49 persen, AS 42 persen, Cile 41 persen, dan Bahrain 38 persen.
Di Uni Eropa (UE), 128 juta dosis sudah diberikan pada 21 persen populasinya. Malta adalah anggota UE yang memimpin vaksinasi dengan 47 persen. Sementara itu, Jerman baru 22,6 persen populasinya divaksin; Spanyol 22,3 persen; Prancis 20,5 persen; dan Italia 19,9 persen.
Sejatinya angka vaksinasi sudah naik dua kali lipat dalam waktu kurang dari sebulan. Itu karena maraknya kampanye vaksinasi Covid-19. Namun, ada kesenjangan luar biasa antara negara kaya dan menengah ke bawah. Satu di antara empat orang di negara kaya telah divaksin. Di sisi lain, hanya satu dari setiap 500 orang di negara berpenghasilan rendah yang sudah divaksin. Mereka mendapatkan vaksin dari program Covax yang diinisiasi WHO dan Gavi.
Data tersebut sesuai dengan milik Bank Dunia. Yakni, negara-negara kaya merupakan tempat bagi 16 persen populasi dunia. Namun, mereka justru menguasai 47 persen dosis vaksin yang tersedia saat ini.
Sementara itu, negara berpenghasilan rendah hanya mampu mengamankan 0,2 persen dosis. Sebanyak 12 negara di dunia bahkan belum memulai proses vaksinasi. Yakni, Tanzania, Madagaskar, Burkina Faso, Chad, Burundi, Republik Afrika Tengah, Eritrea, Vanuatu, Samoa, Kiribati, Korea Utara, dan Haiti.
“Masih ada ketidakseimbangan yang tinggi pada distribusi vaksin secara global,” tegas Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Angka vaksinasi boleh saja naik, tapi angka penularan juga melejit. Pada hari yang sama, penularan harian Covid-19 secara global mencapai lebih dari 893 ribu. Penyumbang utama adalah India. Negara yang dipimpin PM Narendra Modi itu empat hari berturut-turut memecahkan rekor penularan harian tertinggi secara global. Sabtu ada 349.691 kasus baru dan 2.767 orang meninggal akibat Covid-19.
Situasi itu menjadi ironi. India adalah produsen vaksin terbesar di dunia. Mereka menghentikan ekspor vaksin Covid-19 dan memvaksin penduduknya secara masif. Sayang, karena tidak disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat, usaha tersebut sia-sia. Mereka yang divaksin masih bisa tertular Covid-19.
Di sisi lain, 82 pasien Covid-19 di Baghdad, Iraq, tewas dan 110 lainnya luka-luka. Rumah Sakit Ibn al-Khatib tempat mereka dirawat terbakar Sabtu malam. Tabung oksigen meledak akibat salah penyimpanan. Sebagian pasien tewas terbakar dan sebagian lain meninggal karena kehabisan napas.
RS itu tidak memiliki sistem anti kebakaran. Karena itu, api sulit dikendalikan. Sebanyak 28 pasien harus dilepas dari ventilator agar bisa dikeluarkan. Belum diketahui apakah mereka akhirnya meninggal atau bertahan.
Insiden tersebut memicu seruan agar Menteri Kesehatan Hassan al-Tamimi dan Gubernur Baghdad Mohammed Jaber dipecat. Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi akhirnya menangguhkan sementara jabatan al-Tamimi. Dia juga mendeklarasikan tiga hari waktu berkabung untuk menghormati para korban.
’’Tragedi di Ibn al-Khatib adalah hasil korupsi dan kesalahan manajemen yang terjadi bertahun-tahun,’’ cuit Presiden Iraq Barham Salih. (jawapos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: