Dari Rp10.000 Berdiri Masjid Megah, Begini Penampakannya

Dari Rp10.000 Berdiri Masjid Megah, Begini Penampakannya

CIREBON - Dari uang Rp10.000 setiap minggu, Masjid Baitul Mukhlisin kini berdiri megah. Padahal, dua tahun yang lalu tempat ibadah yang berlokasi di Blok Timur Leste, Desa Tegalgubug Kidul, Kecamatan Arjawinangun, itu hanyalah musala biasa.

Ya, dahulu banguna itu memang berupa musala. Namun, karena membeludaknya jamaah Salat Jumat di Masjid Pasar Sandang Tegalgubug, sehingga membuat Gabungan Masyarakat Tegalgubug Kidul dan Lor (Gawat) berinovasi untuk membangun musala tersebut menjadi masjid.

\"Di dalam pasar ada masjid. Tapi kalau Salat Jumat kapasitas tidak tertampung karena terlalu banyak orang. Oleh karena itu, inisiatif kami untuk membangun masjid agar bisa menampung jamaah jumatan yang dari luar kota,\" kata Ketua Paguyuban Gawat Andi Sugianto.

Inisitif itu menggerakkan Jamiyah Tahlil Paguyuban Gawat untuk mengumpulkan uang. Setiap jamiyah tahlil berjumlah 80 orang dimintai Rp10.000 tiap minggu. Tidak hanya itu, banyak juga pengusaha di Tegalgubug yang menjadi donatur. Sehingga, dalam waktu yang singkat uang berhasil terkumpul banyak.

Secara perlahan, material pun didatangkan dua tahun lalu. Masjid mulai dibangun, dengan uang seadanya. Meskipun beberapa material harus utang ke toko bangunan. \"Masjid berdiri murni dari swadaya. Selain dari kita, ada juga dari donatur,\" tuturnya.

Satu tahun lebih pembangunan masjid berlangsung. Sekarang sudah 95 persen pembangunan rampung dengan menghabiskan uang Rp1 miliar lebih. Sekarang, masih meninggalkan utang di toko bangunan.

\"Alhamdulillah sudah mendekati rampung. Meskipun masih ada utang di fendor dan toko material sekitar Rp125 juta. Insya Allah nanti lunas, masih kumpulin uang jamiyah,\" pungkasnya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: