Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021 Lebih Ekspansif
PERTUMBUHAN ekonomi pada triwulan II 2021 dipercaya akan lebih ekspansif ketimbang triwulan I 2021. Hal itu bisa dilihat dari beberapa indikator perekonomian, termasuk Purchasing Manager Indeks (PMI) hingga Indeks Kehakinan Konsumen (IKK) yang sudah bergerak membaik.
Dari keterangan Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui kontraksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) triwulan I 2021 sebesar -0,74 persen (yoy) dan sudah sesuai ekspektasi. Arah pergerakan semakin membaik, seiring dengan bekerjanya ‘game changer’ seperti vaksin, insentif hingga kemudahan regulasi yang semakin membaik.
Pengamat ekonomi dan perbankan sekaligus Staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ryan Kiryanto, mengungkapkan bahwa realisasi PDB Indonesia triwulan I 2021 sebesar -0,74 persen (yoy) sudah baik dan harus disyukuri. Sebab pencapaian ini terjadi ditengah situasi pandemi.
“Sebagai penjelas, kondisi ekonomi Indonesia di triwulan I 2020 lalu masih sehat, sementara di triwulan I 2021 sedang dalam fase pemulihan,” kata Ryan di Jakarta, Kamis (6/5).
Untuk diketahui, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku triwulan I 2021 mencapai Rp3.969,1 triliun. Jumlah nominal itu relatif stabil dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya. Sementara ekonomi Indonesia pada triwulan I 2021 terhadap triwulan IV 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan -0,96 persen (qtq).
“Dengan demikian, secara kumulatif pertumbuhan nominal PDB maupun secara persentase untuk posisi triwulan I 2021 cukup menggembirakan karena besaran kontraksinya yang rendah,” ujarnya.
Menurut Ryan, meski masih minus, namun besaran kontraksinya semakin mengecil atau membaik. Dengan kata lain arah pertumbuhan ekonomi sudah pada jalur yang benar.
Menurut Ryan, kebijakan pembatasan mobilitas sosial memberikan dampak negatif ke belanja pemerintah secara kuartalan, dimana dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 43,35 persen (qtq). Bisa dimaknai bahwa kegiatan belanja pemerintah di triwulan IV 2020 sangat optimal jelang tutup tahun 2020, sementara di triwulan I 2021 kegiatan belanja pemerintah melalui kementerian/lembaga sedang dalam fase awal kegiatan belanja lantaran sebagian proyek yang didanai dari anggaran pemerintah juga baru dimulai.
“PDB Indonesia di triwulan II 2021 akan tumbuh lebih kuat dan ekspansif dengan perkiraan awal pada rentang 5,0 persen – 7,0 persen (yoy) jika dibandingkan realisasi PDB triwulan II 2020 yang rendah pada level -5,32 perse (yoy). Program vaksinasi sebagai game changer menjadi faktor utama untuk menstimulasi aktivitas ekonomi dan sosial dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes),” pungkasnya. (git/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: