Dua Kelompok Petani Bentrok

Dua Kelompok Petani Bentrok

*** Buntut Pro-Kontra Pembangunan Waduk Bubur Gadung INDRAMAYU - Aksi unjuk rasa yang dilakukan Serikat Tani Indramayu (STI), Minggu (25/8) berakhir ricuh. Demonstrasi yang dilakukan petani sebagai bentuk penolakan pembangunan Waduk Bubur gadung yang didanai pemerintah pusat itu diwarnai pembakaran satu unit ekskavator, yang rencananya akan memulai aktivitas pekerjaan pembangunan waduk Bubur Gadung yang terletak di Desa Loyang Kecamatan Cikedung. Ekskavator itu menjadi sasaran amuk massa yang semakin tidak terkendali, meski aksi unjuk rasa yang mereka lakukan dijaga ketat polisi. Petugas kepolisian dari Polres Indramayu dan polsek-polsek, bekerja keras untuk memadamkan api yang telah melalap ekskavator. Selain memadamkan api, polisi juga berupaya meredam amuk massa yang kian tak terkendali. Massa yang kontra terhadap pembangunan waduk mengamuk, lantaran lahan yang menjadi pengharapan petani akan berubah fungsi. Mengetahui hal itu, para petani yang tergabung dalam STI berupaya mempertahankan sebelum ada kejelasan ganti rugi lahan tersebut. Selain terdapat kelompok petani yang menolak pembangunan waduk Bubur Gadung, juga terdapat kelompok petani lainnya yang mendukung pembangunan waduk tersebut. Polisi yang disiagakan di lokasi tersebut, juga bekerja keras meredam kemungkinan bentrokan antara petani dari kedua kubu tersebut. Petani yang menolak pembangunan waduk, dinilai menghambat program pembangunan oleh kelompok petani yang pro pembangunan waduk. Bentrokan akhirnya tak bisa dihindari saat kedua kubu petani tak lagi bisa mengendalikan diri. Petugas tak luput dari lemparan batu dari para pengunjuk rasa. Selain membakar ekskavator, sejumlah pengunjuk rasa juga merusak beberapa kendaraan yang parkir di tepi jalan. Menghadapi situasi itu, petugas kepolisian melepaskan tembakan gas air mata untuk menghalau pengunjuk rasa yang kian tak terkendali. Bahkan sejumlah pengunjuk rasa diamankan petugas kepolisian, termasuk sejumlah orang yang diduga sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa tersebut. Lokasi terjadinya bentrokan antara kedua kelompok petani itu hingga Minggu malam, masih dijaga petugas kepolisian dibantu TNI. “Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap tujuh orang saksi untuk didengarkan keterangannya terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan. Semuanya akan kita proses berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku,” terang Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono yang dihubungi Radar melalui telepon genggamnya. (cip)   FOTO: ISTIMEWA/RADAR INDRAMAYU  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: