Ratu Mawar Persoalkan Posisi Polmak Keraton Kasepuhan

Ratu Mawar Persoalkan Posisi Polmak Keraton Kasepuhan

CIREBON - Persoalan yang saat ini terjadi di Keraton Kasepuhan, keluarga Kasultanan Cirebon dan Keraton Kanoman harus ikut intervensi atau ikut campur secara langsung. Hal tersebut diungkapkan Ratu Mawar Kartina di Witana Keraton Kanoman, Minggu (30/5/2021).

\"Sepanjang persoalan pribadi Rahardjo Djali sama sekali saya atau keluarga Keraton Kanoman tidak melakukan intervensi atau ikut campur. Namun bicara institusi kasultanan, kami keluarga Kasultanan Kanoman mempunyai kewajiban untuk ikut campur dan mempunyai hak atas Kasultanan Kesepuhan yang saat saat ini masih dalam konflik. Kalau institusi Kasultanan, bukan jadi urusan pribadi Rahardjo Djali,\" ungkapnya didampingi Ratu Latifah.

Dikatakan Ratu Mawar, bahwa Keraton Kanoman masih bagian dari Keraton Kasepuhan.

\"Kita tekankan kembali bahwa merupakan kewajiban kami keluarga Kasultanan Kanoman dan keluarga besar Kasultanan Cirebon untuk ikut intervensi atau ikut campur sepanjang itu mengatasnamakan Kasultanan Kanoman dan Kasepuhan. Kanoman merupakan trah langsung dari Sunan Gunung Jati yang notabene Kasepuhan adalah peninggalan dan cikal bakal keturunan langsung dari Sunan Gunung Jati,\" katanya.

Terkait jabatan Polmak di keraton, Ratu Mawar menuturkan, hal itu harus mengikuti aturan dan mekanisme yang ada.

\"Jabatan Polmak itu ada mekanismenya. Artinya tidak segampang menunjuk seseorang untuk menjadi Polmak, terlebih dahulu kita lihat garis keturunan atau trahnya seperti apa. Dan yang terpenting adalah, kalau Polmak itu khan perwakilan Sultan, jadi yang diangkat sebagai Polmak itu adalah trah dari garis pancer (ayah). Jadi silahkan dikaji kembali status Polmaknya (Rahardjo Djali) itu apakah sudah sesuai dengan aturan yang ada di Kasultanan Cirebon,\" tuturnya.

Ratu Mawar mengaku, Keluarga Keraton Kanoman tidak diundang dan tidak mengetahui Rahardjo Djali dilantik menjadi Polmak Kasepuhan.

\"Dari kita (Keraton Kanoman) belum ada kesepakatan soal itu (pengangkatan Polmak),\" katanya.

Ratu Mawar meminta masyarakat untuk bersabar terkait terjadinya polemik di Keraton Kasepuhan.

\"Memang saat ini menurut saya di Keraton Kasepuhan belum ada sultannya atau masih ada kekosongan kepemimpinan yang sesuai dengan trah Sunan Gunung Jati. Makanya, kenapa kita menyampaikan seperti itu karena jangan sampai menimbulkan asumsi atau pandangan publik yang pikirannya akan berbeda. Jadi kita semua harus bersabar sampai persoalan di Kasepuhan itu semuanya \'clear\' hingga ada kesepakatan bahwa memang sultan yang sesuai tatanan daripada trah Sunan Gunung Jati itu sudah ada,\" pungkasnya.

Sebelumnya, Rahardjo Djali meminta kepada Ratu Mawar Kartina dan Ratu Latifah dari Keraton Kanoman, untuk tak mencampuri urusannya.

Dirinya juga menilai bahwa hal tersebut sangat tidak etis dilakukan. Sebab, hanya akan memperpanjang masalah saja.

“Jangan dijadikan polemik. Itu masalah, masalah kecil. Saya juga tidak mau campur tangan dengan urusan mereka,” ungkap Rahardjo.

Bahkan, dirinya menegaskan bahwa selaku Polmak Kasultanan Kasepuhan yang telah diangkat oleh family keraton dan disaksikan oleh para pimpinan pesantren di Cirebon pada tanggal 9 Agustus 2020 lalu. (rdh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: