Senderan Tipis, Khawatir Jebol Diterjang Banjir

Senderan Tipis, Khawatir Jebol Diterjang Banjir

PANGENAN- Proyek pembangunan senderan di tepi Sungai Singaraja, Blok Posong, Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan dikeluhkan warga setempat. Mereka menyoroti ketebalan senderan yang dibangun, karena dikhawatirkan tak kuat menahan arus sungai terutama ketika hujan lebat dan banjir. “Di sini kalau hujan besar air sungai meluap dan sering masuk ke perumahan warga. Makanya dibuatkan senderan ini, tapi sayangnya senderan ini jauh dari apa yang kita harapkan. Lihat saja hanya bagian atasnya saja yang tebal, tapi dari tengah terus ke bawah itu sangat tipis. Kita sangat khawatir (senderan) nggak kuat menahan air sungai yang meluap,” ujar warga Desa Astanamukti, Rasmu, kepada Radar, Kamis (29/8). Salah seorang pekerja proyek senderan, Rohmah juga mengungkapkan hal senada. Rohmah yang warga asli Desa Astanamukti mengakui, ketebalan senderan pada bagian atas berbeda dengan bagian bawah. “Saya sudah ukur. Itu yang bagian atas mah normal, ketebalan sekitar 80 cm. Tapi, dari tengah ke bawah ketebalan cuma 20 cm,” ungkapnya. Sebagai warga setempat, Rohmah ingin proyek tersebut benar-benar bermanfaat untuk warga. Dengan kondisi fisik senderan yang dikerjakannya saat ini, dirinya juga khawatir senderan tak akan bertahan lama. Sayangnya, dengan statusnya sebagai pekerja, dirinya tak bisa berbuat banyak. “Harusnya ketebalannya itu kebalik. Yang atas sekitar 20 cm, nah yang bawah itu bisa sampai 80 cm. Yang atas nggak apa-apa tipis, tapi yang penting bawah sebagai pondasi serta tengah itu yang tebal. Jadi kalau ada air sungai meluap nggak bisa jebol,” bebernya. Warga Desa Astanamukti lainnya, Sudarto menyesalkan tak adanya transparansi dari pelaksana proyek. Dia mengungkapkan, masyarakat bertanya-tanya siapa sebenarnya pelaksana proyek dan sumber anggarannya. Sebab, di lokasi tidak ada papan proyek. Sayangnya, setiap kali warga berusaha mencari tahu termasuk bertanya kepada kuwu, jawaban yang diberikan tidak memuaskan. “Kami jadi berburuk sangka, kalau serba tertutup sepertinya memang ada korupsi,” tuturnya. Dugaan ketidakberesan proyek itu, kata dia, makin menguat setelah kuwu memberi iming-iming sejumlah uang agar warga tak terlalu banyak bertanya terkait proyek itu. “Kuwu bilang, sudah tenang saja buat kamu ada jatahnya. Kuwunya bilang gitu, malah saya disuap. Saya nggak akan mau disuap, yang saya mau adalah pembangunan senderan dilaksanakan secara benar dan transparan, dan juga kualitasnya baik,” tegasnya. (den) FOTO: DENY HAMDANI/RADAR CIREBON TIDAK TRANSPARAN. Warga menunjukkan ketebalan senderan di Sungai Singaraja, Blok Posong, Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan. Warga menilai, pembangunan senderan terlalu tipis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: