Karisma Evi Tiarani Siap Sumbangkan Medali di Paralimpiade Tokyo 2020

Karisma Evi Tiarani Siap Sumbangkan Medali di Paralimpiade Tokyo 2020

BOYOLALI - Gadis asal Boyolali, Jawa Tengah, Karisma Evi Tiarani (20), telah menorehkan sederet prestasi olahraga di tingkat internasional, bahkan berhasil memecahkan rekor dunia.

Perempuan yang lahir pada 9 Januari 2001, terlahir dengan kondisi kaki kirinya yang lebih pendek sekitar 7 centimeter dan tak sekuat kaki kanan.

Meski menyandang tunadaksa, Evi tak mau menganggap kondisi itu sebagai suatu kendala maupun keterbatasan.

Justru, ia jatuh cinta pada olahraga lari sejak duduk di kelas 2 SMP. Gadis berhijab itu mulanya ingin menjadi pemain bulu tangkis, tetapi seiring waktu ternyata minatnya beralih ke cabang olahraga atletik.

Cabang olahraga itulah yang kemudian membawa Evi meraih sederet prestasi di berbagai ajang kejuaraan tingkat daerah, nasional, hingga internasional.

Baca juga: Olimpiade Tokyo Jadi Inspirasi PON XX Papua

Ujian pertamanya adalah Pekan Paralimpiade Pelajar Daerah (Peparda) 2014, dan Evi sukses mempersembahkan satu medali emas di nomor 100 meter T42.

Pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 di Jawa Barat, bungsu dari dua bersaudara itu berhasil mendapat dua emas, yakni di nomor lari 100 meter dan lompat jauh.

Evi terus membuktikan kemampuannya dan di ajang Asian Para Games (APG) 2018 menggondol emas di nomor 100 meter T42 (tuna daksa).

Di ajang yang sama, Evi juga meraih medali perunggu di nomor lompat jauh putri klasifikasi T42-44/61-64.

Karisma Evi kembali membuat bangga Indonesia dengan keberhasilannya menyabet medali emas serta memecahkan rekor pada Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Atlet binaan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia itu berhasil memecahkan rekor dunia di nomor 100 meter putri dengan catatan waktu 14,72 detik.

Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020 Ditutup, AS Kalahkan China di Detik-detik Akhir

Evi berhasil mengalahkan atlet asal Italia Monica Graziana Contrafatto yang berada di posisi kedua dengan catatan waktu 15,56 detik, dan tempat ketiga dihuni Gitte Haenen asal Belgia (15,60 detik).

Ternyata sebelumnya, Evi pada Turnamen Handisport Paris Open 2019 juga telah memecahkan rekor dunia dengan mencetak waktu 14,90 detik.

Artinya, di Kejuaraan Dunia Para Atletik di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) 2019, Evi memecahkan rekornya yang telah dicetaknya sendiri. Tak disangka, dari Desa Talakbroto, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Evi mampu menembus batas negara dan berhasil menorehkan catatan prestasinya.

Rupanya, dukungan orang tua, terutama sang ibu dan teman-temannya yang membuatnya tumbuh dengan percaya diri dan tak pernah merasa minder.

Kondisi fisik yang dimiliki gadis yang kini berusia 20 tahun itu tidak pernah membuatnya merasa diperlakukan berbeda oleh keluarga dan lingkungannya.

Kawan-kawan sekolahnya pun tidak pernah sekalipun mengejek atau mengolok-olok Evi.Namun justru mendukungnya secara penuh dalam berprestasi.

Baca juga: Jokowi Serahkan Bonus Olimpiade, Segini yang Didapat Para Atlet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: