Cegah Bandara Kabul Dibom

Cegah Bandara Kabul Dibom

AFGHANISTAN - Amerika Serikat (AS) tak mau kecolongan sekali lagi. Menggunakan drone, pasukan AS menyerang kendaraan yang diduga berisi anggota ISIS-Khorasan atau ISIS-K, kemarin (29/8). Kendaraan itu diduga akan mengebom Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. Indikasi awal, tidak ada korban sipil.

Suara ledakan yang cukup keras menandakan banyaknya bahan peledak yang dibawa kendaraan milik militan yang berafiliasi dengan ISIS tersebut.

”Pasukan militer AS melakukan serangan udara tak berawak hari ini (kemarin, red) pada sebuah kendaraan di Kabul, menghilangkan ancaman ISIS-K yang akan terjadi di Bandara Internasional Hamid Karzai,” ujar Juru Bicara Komando Pusat AS (CENTCOM) Kapten Bill Urban seperti dikutip CNN.

Kendaraan milik ISIS-K itu dilaporkan membawa beberapa pelaku serangan bom bunuh diri. Mereka dalam perjalanan menuju bandara. Sementara itu, sebelumnya sebuah roket jatuh di permukiman sisi barat laut bandara. Belum diketahui apakah itu juga termasuk dalam rangkaian serangan udara AS atau bukan. Dilaporkan, ada satu anak yang tewas terkena serangan tersebut.

Sehari sebelumnya, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa akan ada serangan lagi di Bandara Hamid Karzai dalam 24–36 jam ke depan atau kemarin. Serangan itulah yang coba dicegah pasukan AS. Dalam serangan ISIS-K Kamis (26/8), lebih dari 170 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka. Sebanyak 13 korban tewas dan 18 luka adalah tentara AS.

Penasihat Keamanan AS Jake Sullivan menyatakan bahwa Biden tidak berencana memulai perang baru di Afghanistan.

Meski begitu, tidak berarti dia diam jika ada ancaman. Washington akan terus melakukan serangan udara untuk membalas tindakan ISIS-K tersebut. Biden akan berbicara dengan para petinggi militer guna menentukan senjata dan alat apa saja yang dibutuhkan untuk memastikan militan tersebut bisa ditumpas.

”Kami akan mempertimbangkan operasi lain untuk mengejar, menangkap, dan membawa mereka keluar dari medan perang,” tegas Sullivan.

Berdasar paparan komunitas intelijen, hingga saat ini kelompok ISIS-K tidak memiliki kemampuan untuk merencanakan serangan eksternal di luar Afghanistan dengan mumpuni. Namun, Sullivan juga mengakui bahwa kemampuan itu bisa dikembangkan seiring dengan waktu.

Terpisah, Biden kemarin bertolak ke Pangkalan Angkatan Udara Dover, Delaware, untuk menyambut pemulangan jenazah 13 tentara yang menjadi korban tewas serangan di Bandara Hamid Karzai. Dia menemui keluarga para korban.

Sementara itu, misi evakuasi dari Afghanistan tinggal hitungan jam. AS akan menarik pasukannya pada 31 Agustus dan bandara tersebut bakal beralih ke tangan Taliban.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemarin menjelaskan bahwa saat ini masih tersisa 300 warga negaranya yang ingin keluar dari Afghanistan. Tentara AS akan berusaha mengeluarkan mereka dari Afghanistan. Di bandara hanya tersisa seribu orang yang harus diterbangkan. Mereka adalah orang-orang yang punya dokumen lengkap.

AS sudah berhasil mengevakuasi hampir 5.500 penduduknya. Total, Washington telah menerbangkan 114 ribu orang sejak Afghanistan jatuh ke tangan Taliban. Beberapa penduduk AS memilih untuk tinggal lebih dulu di Afghanistan. Sangat mungkin mereka tidak ingin mengambil risiko dengan situasi yang kian berbahaya di bandara. Pemerintah AS juga berkali-kali meminta warganya menjauhi bandara. Meski begitu, AS akan mencari cara untuk mengeluarkan mereka secepatnya.

”Taliban membuat komitmen pada kami dan kami punya pengaruh agar mereka menepati komitmen tersebut,” tegas Sullivan. Karena itu, dia yakin warga AS yang belum bisa dievakuasi bakal aman. (JP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: