300 Titik Kritis, Siagakan 492 Petugas

300 Titik Kritis, Siagakan 492 Petugas

CIREBON – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) telah mengidentifikasi 300 titik kritis. Serta telah mensiagakan 492 petugas di tujuh wilayah kabupaten/kota wilayah Cimancis. Dilakukan untuk menghadapi musim hujan tahun 2021/2022.

Apel siaga dan mitigasi untuk antisipasi bencana di musim hujan itu dilaksanakan di Bendungan Kuningan, Desa Randusari, Kecamatan Cibeurem, Kabupaten Kuningan, kemarin (17/9). Kepala BBWS Cimancis Dr Ismail Widadi ST MSc mengutip pernyataan BMKG yang menyebut tiga persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

“Dan tiga hari lalu waktu saya ke lapangan, sudah turun hujan lebat sekali. Kata BMKG benar, kita mulai lebih awal musim hujan ini,” katanya, sesudah apel siaga, kemarin.

Untuk mengantisipasi bencana di musim hujan, BBWS mensiagakan 492 petugas tujuh kabupaten/kota wilayah Cimancis. Termasuk menyiagakan alat berat jika nanti dibutuhkan. Seperti menyiapkan 21 ekskavator dan sejumlah truk. “Di wilayah kami juga ada 300 titik kritis dan sudah diindentifikasi. Koordinator wilayah sudah mengamati masing-masing titik kritis tersebut,” tutur Ismail.

Cakupan wilayah yang sangat luas jadi kendala tersendiri. Karena itu, peran serta dan partisipasi masyarakat memberikan informasi terkait titik rawan yang perlu segera dibenahi, sangat dibutuhkan. Memaksimalkan kinerja, BBWS juga bekerjasama dengan instansi terkait. Seperti DPUPR, BPBD, dan lain-lain.

Sementara Bendungan Kuningan yang diresmikan Presiden Joko Widodo akhir Agustus kemarin, juga memberikan pengaruh besar. Khususnya di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Brebes. Bendungan yang mampu mengairi 3 ribu hektar sawah itu saat ini baru terisi air sekitar delapan persen dari total keseluruhan daya tampung sebanyak 25,9 juta meter kubik air. Daya tampung maksimal, diprediksi akan tercapai Januari 2022 mendatang.

“Bendungan Kuningan mampu menyediakan 300 liter per detik kebutuhan air baku untuk air minum bagi 300 ribu keluarga di Brebes dan Kuningan. Melalui Bendungan Kuningan ini, mampu mengurangi 85 persen aliran banjir,” ungkapnya.

Untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi, BBWS Cimancis juga telah me-launching Sistem Informasi Gerak Cepat Antisipasi Bencana (SIGAB). Yaitu media komunikasi dan koordinasi dalam rangka mitigasi dan penanggulangan bencana. Berbasis web dan aplikasi mobile.

Melalui SIGAB, stakeholder bisa melaporkan kejadian di daerah terdekat masing-masing secara realtime. Aplikasi bisa diakses melalui http://103.144.231.35/banjir untuk desktop atau komputer. Sementara untuk Android juga tersedia dan bisa di-download di halaman web tersebut.

Selain stakeholder kedinasan, kepala desa atau lurah bisa menggunakan aplikasi yang juga bisa memantau debit air itu. Bahkan ke depan, masyarakat umum diproyeksikan bisa melapor secara langsung melalui aplikasi yang menyediakan fitur/menu maps di dalamnya tersebut. (ade/opl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: