Tren Setoran Uang Muka Haji Turun
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Komisi VIII DPR kemarin menggelar rapat pembahasan anggaran 2014. Di antaranya adalah anggaraan bidang haji. Kemenag mencatat bahwa setiap tahun tabungan uang muka BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji) mengalami tren penurunan. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Anggito Abimanyu memaparkan bahwa pada 2011 anggaran BPIH yang disetor dari masyarakat mencapai Rp7,387 triliun. Kemudian pada 2012 naik tajam menjadi Rp8,701 triliun. Tahun ini proyeksi anggaran BPIH turun menjadi Rp8,317 triliun dan tahun depan diperkirakan Rp8,123 triliun. \"Kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan haji. Karena melibatkan anggaran dari masyarakat,\" katanya. Kemenag belum bisa memastikan penyebab penurunan jumlah setoran dana haji tersebut. Sementara ini, muncul dugaan bahwa penurunan ini disebabkan Kemenag menaikkan nominal setoran awal dari Rp25 juta menjadi Rp30 juta per orang. Menurut Anggito penganggaran bidang haji ini unik, karena lebih banyak menggunakan uang dari masyarakat. \"Sehingga pertanggungjawabannya juga berbeda dengan penggunaan uang APBN. Pertanggungannya lebih transparan untuk masyarakat,\" tandasnya. Anggito juga memaparkan penggunaan uang APBN untuk urusan haji yang jumlahnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2011 uang APBN bidang haji sebesar Rp365 miliar. Kemudian berturut-turut naik pada 2012 (Rp476 miliar), 2013 (Rp563 miliar), dan 2014 (Rp764 miliar). Dengan peningkatan suntikan dana dari APBN tersebut, Anggito bertekad terus menaikkan kualitas pelayanan haji. Di antaranya adalah mendapatkan laporan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) wajar tanpa pengecualian (WTP). Selain itu juga mendapatkan hasil survei kepuasan haji dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan nilai 85 persen. Anggito juga menyampaikan rencana perombakan jajarannya. Dia mengajukan rencana pembentukan struktur Ditjen PHU Kemenag yang lebih gendut. Anggito mengusulkan Direktorat Pelayanan Haji (Diryanhaj) dipecah menjadi Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri dan Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri. Meskipun strukturnya bengkak, Anggito menjamin alokasi anggarannya tetap Rp270,919 miliar. Sementara itu, dari Arab Saudi dilaporkan bahwa jumlah terminal bus yang mengangkut jamaah haji dari pemondokan menuju Masjidilharam terus bertambah. Informasi terbaru terminal bus Saptco yang terletak di depan terowongan Bab Ali kembali dioperasikan. Terminal ini melayani jamaah haji yang menempati pemondokan di wilayah Aziziyah dan Mahbas Jin. Sebelum dibukanya terminal bus Bab Ali ini, pengangkutan jamaah haji wilayah Aziziyah dan Mahbas Jin menuju dan kembali dari Masjidilharam dilakukan di terminal bus Syib Amin. Kondisi terminal bus Syib Amin ini cukup padat, karena juga dipakai untuk melayani jamaah haji Indonesia yang tinggal di kawasan Ma’abdah dan Rei Zakhir. Dengan pengoperasian terminal bus Bab Ali itu, total sampai saat ini jamaah Indonesia menggunakan tiga terminal bus. Terminal lainnya adalah terminal bus Ghazza. Jamaah haji yang mendiami pemondokan di kawasan Bakhutmah menggunakan terminal Ghazza untuk aktivitas transportasi menuju dan kembali dari Masjidilharam. Sementara itu, jamaah haji Indonesia yang menempati pemondokan di kawasan Jumaizah, Jarwal, Taisir, Hafair, Syari’ Monsour, Syari’ Ummul Qura, dan Misfalah tidak menggunakan bus salawat. Sebab jarak pemondokan mereka dengan Masjidilharam cukup dekat, sekitar 500 meter. (wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: