Bumi Panas

Bumi Panas

GADIS 18 tahun ini menilai: para pemimpin negara di dunia belum dewasa. Buktinya, mereka tidak juga ambil putusan soal penanganan perubahan iklim. Padahal, katanyi, kondisi iklim sekarang ini sudah ibarat “rumah kita sedang terbakar”.

Anda sudah tahu: dia adalah Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg. Lahir di Swedia, 3 Januari 2003.Greta akan kembali jadi bintang dunia hari-hari ini.

Yakni, ketika di Kota Glasgow, Skotlandia, sedang diselenggarakan KTT perubahan iklim. Mulai kemarin sampai minggu depan.Presiden Jokowi ada di sana –setelah menghadiri KTT G20 di Roma, Italia. Joe Biden hadir. Barack Obama juga.

Di sanalah tokoh-tokoh dunia bakal memutuskan: langkah konkret apa yang akan dilakukan semua negara. Untuk mencegah terjadinya pemanasan global.

Presiden Tiongkok Xi Jinping tidak hadir. Inilah KTT yang menakutkannya: Tiongkok dianggap juara penyebab terjadinya pemanasan global. Tiongkok –meski sudah menghapus PLTU kecil-kecil– masih dianggap belum cukup.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga tidak datang. Ia juga takut menghadapi forum Glasgow itu. Presiden Jokowi bisa gagah di sana: Indonesia paru-paru dunia. Memang akan ada demo besar-besaran di sana. Demonya juga internasional. Aktivis lingkungan sedunia kumpul di sana: untuk menekan para pemimpin dunia.

Mereka kecewa berat atas hasil KTT G20 di Roma. Yang tidak memutuskan apa-apa di bidang itu. Apalagi, presiden Brasil juga tidak hadir. Tanpa komitmen Tiongkok, Rusia, dan Brasil, apalah arti keputusan itu.

Apalagi, negara-negara maju sendiri juga gagal-janji. Tahun 2020, mereka semestinya mengumpulkan dana lingkungan untuk negara berkembang. Yang dijanjikan sampai Rp1.500 triliun. Atau sekitar itu.

Dana tersebut ternyata belum tersedia. Amerika Serikat belum membayar porsinya. Itu karena Presiden Trump memang menarik diri dari kesepakatan Paris. Trump juga terang-terangan mengizinkan penggunaan kembali batu bara di Amerika. Bahkan mendorongnya.

Padahal, dua hal utama itu harus diputuskan:1) Kapan para pemimpin dunia memutuskan penggunaan batu bara harus diakhiri.2) Kapan diputuskan, dunia hanya boleh lebih panas 1,5 derajat Celsius dari zaman sebelum ada industri (tahun 1.700). Keputusannya: saya kira masih akan mengambang.

Di dunia diplomasi internasional, keputusan mengambang itu biasa. Yang penting: dua agenda tersebut masih terus dibicarakan. Itu saja sudah dianggap kemajuan.

Apalagi, setiap negara terlihat terus melangkah maju. Membongkar ratusan PLTU batu bara di Tiongkok itu, misalnya, kemajuan yang sangat besar. Sampai pun Tiongkok kekurangan listrik hari-hari ini.

Masih dibicarakan berarti masih baik. Jangan sampai agenda tersebut dihapus.Karena itu, gadis Greta mungkin masih harus terus berkibar ke mana-mana. Dia sudah mendapat berbagai penghargaan dunia. Sampai pun gelar doktor honoris causa.

Dia juga sudah pidato di PBB. Tiga tahun terakhir nama Greta juga selalu diusulkan untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian.Greta hadir di Glasgow sudah jauh lebih dewasa jika dibandingkan kali pertama mogok sekolah: usia 11 tahun pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: