Biodiversity Jawa Barat Akan Jadi Potensi Ekonomi Jika Dirawat Dengan Baik

Biodiversity Jawa Barat Akan Jadi Potensi Ekonomi Jika Dirawat Dengan Baik

BANDUNG – Ekonomi hijau (green economy) merupakan salah satu peluang ekonomi pascapandemi Covid-19 yang bisa dikembangkan.

Hal ini disampaikan oleh oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja dalam Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (23/11/2021).

Menurutnya, berdasarkan hasil kajian konsultan manajemen internasional Oliver Wyman bahwa biodiversity atau keanekaragaman hayati merupakan aset.

Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai biodiversity yang lengkap, mulai dari gunung, hutan tropis, pantai, geothermal dan lain-lain. “Kalau dikelola dengan baik, akan mendatangkan potensi ekonomi yang berkelanjutan melalui konsep green economy,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Sekda, biodiversity yang terdiri dari puspa dan satwa harus terus dijaga. Kesadaran akan kelestarian lingkungan menjadi kunci dalam pelaksanaan pembangunan di segala sektor.

“Sebagai potensi, kekayaan alam Jawa Barat, mesti dirawat dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai keanekaragaman hayati ini terkikis atau rusak,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas mengatakan, kepedulian terhadap perlindungan puspa dan satwa nasional adalah sebagaimana amanat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun 1993.

\"Diharapkan peringatan ini dapat mendorong partisipasi publik, dan peran aktif dari segenap pemangku kepentingan, masyarakat dan juga sekolah dalam hal peningkatan kualitas lingkungan di Jawa Barat,\" kata Prima.

Dalam HCPSN di Jawa Barat, juga diluncurkan Rumah Edukasi Maggot sebagai bentuk kolaborasi pentaheliks dalam pengelolaan sampah organik skala perkantoran yang diharapkan dapat diterapkan di skala perumahan.

Adapun yang diresmikan saat ini adalah untuk skala perkantoran di Kawasan Kawaluyaan, Kota Bandung.

\"Satu kilogram maggot dapat menghabiskan sampah organik sebanyak lima kilogram dalam waktu sekitar 24 jam. Dengan upaya pengurangan (sampah) di hulu ini, dengan komposisi 30 persen pengurangan di hulu dan 70 persen penanganan di hilir, inilah salah satu upaya yang bisa kita lakukan,\" kata Prima.

Selain peresmian Rumah Edukasi Maggot, Sekda Provinsi Jawa Barat juga menyerahkan penghargaan kepada sejumlah pihak. Adapun penghargaan dan penerima penghargaan sebagai berikut:

  1. Kategori Sekolah Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata): SDN 2 Banjar Kota Banjar, MI Negeri 1 Kabupaten Tasikmalaya, SMP Negeri 1 Tirtajaya Kabupaten Karawang, Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kabupaten Bogor, SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bogor, Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Kuningan, SMK Kehutanan Negeri Kadipaten Kabupaten Majalengka.
  2. Kategori Individu/Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan: Forum Pemuda Peduli Kars Citatah Kabupaten Bandung Barat sebagai penyelamat lingkungan peraih Kalpataru tahun 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
  3. Kategori Bank Sampah Induk Berbasis Masyarakat: Bank Sampah Induk Bangkit Bersama Kabupaten Bandung Barat.
  4. Kategori Kota/ Kabupaten Terbaik Penyelenggara Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS): Pemkot Cimahi (Penyelenggara KLHS Terbaik RPJMD), Pemkot Sukabumi (Penyelenggara Terbaik KLHS - RT/RW), Pemkot Cirebon (Penyelenggara Terbaik KLHS -RDTR).
  5. Kategori Program Kampung Iklim (Prokilim) Kota/ Kabupaten: Dusun Opat Kampung Cidadap Desa Padalarang KBH, sebagai Proklin Utama.
  6. Kategori Dunia Usaha Peduli Lingkungan: PT. Tolitama Propindo sebagai pemberdayaan masyarakat dalam bidang lingkungan, PT. Astra Internasional TBK sebagai Pendukung Terbaik Kelembagaan Program Kampung Iklim.
  7. Kategori Kota/ Kabupaten Penyusun Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah: Pemkab Bandung. (jun)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: