Beredar Lagi, Video Tantangan Dari Santoso

Beredar Lagi, Video Tantangan Dari Santoso

JAKARTA - Buron kasus terorisme di Poso, Santoso alias Abu Wardah kembali berulah. Kali ini, melalui divisi media kelompok yang mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur itu merilis video di youtube. \"Jihad tidak akan berhenti, tidak akan takut sampai kapanpun,\" kata Santoso. Dalam video yang dirilis 14 Oktober 2013 itu, Santoso tampil dengan sweater bertudung. Dia memegang senjata AK 47 dan tidak mencukur jenggotnya. \"Densus 88 yang zalim, bersiaplah menerima pembalasan-pembalasan dari para mujahidin,\" ujar Santoso. Hingga tadi malam, video berjudul Risalah Kepada Ummat Islam itu baru diakses 215 kali. Berbeda dengan video yang dirilis Juli lalu, tampilan kualitas video kali ini lebih klir dan high definition (HD). \"Kita memanggil seluruh pemuda Islam yang punya ruh jihad, mari bergabung, kita berjihad dari bumi Poso yang diberkahi,\" katanya. Santoso adalah residivis yang pernah dipenjara dalam kasus kepemilikan senjata api. Dia dianggap sebagai dalang dari penyerangan anggota Brimob di Poso. Santoso menggelari dirinya panglima mujahidin Indonesia Timur. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes polri Brigjen Boy Rafli Amar mengaku belum melihat langsung video itu. \"Jika benar, tentu akan kita tindak. Setidaknya jangan sampai bisa diakses publik,\" katanya. Meski melalui internet, rekaman itu bisa dikatagorikan tindak pidana terorisme. Karena, menyebarkan hasutan dan ajakan berbuat jahat berdasarkan kebencian. \" Jika kita temukan pelakunya, bisa dikatagorikan pidana,\" katanya. Terpisah, peneliti kasus terorisme Harits Abu Ulya menilai aneh Santoso bisa menyebarkan video-video melalui youtube. \"Ini membuktikan aparat anti teror kita lemah,\" katanya. Santoso sudah diumumkan sebagai buron sejak berbulan bulan lalu. Namun, hingga kini tak juga bisa ditangkap. \"Buronan sekelas Nordin Top saja bisa dibekuk, kenapa Santoso bisa melenggang bebas? Ini aneh sekali,\" katanya. Harits menduga, Santoso dilindungi oleh kelompok tertentu yang tidak ingin terorisme di Indonesia tutup buku. Selama masih ada kelompok Santoso, maka cerita perburuan teroris masih berlanjut. \"Ini yang harus dibuktikan oleh kepolisian, jangan sampai ada penumpang gelap dalam isu terorisme,\" katanya. (rdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: