Kurban Terbanyak Se-Indonesia

Kurban Terbanyak Se-Indonesia

20 Ekor Sapi dan 112 Kambing untuk 8000 Warga WERU – Pemotongan hewan kurban yang diklaim terbanyak untuk wilayah III Cirebon bahkan se-Indonesia di masjid Mu’tamarul Huda Desa Bode Lor, Kecamatan Weru dilaksanakan dengan semarak dan meriah, Rabu (17/11). “Tahun ini sapi mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun lalu yang hanya 16 sapi sedangkan tahun ini mencapai 20 sapi, semua dilakukan oleh masyarakat Bode Lor dengan dua cara, pertama dengan mengikuti tabungan kurban dan kedua langsung secara kontan,” ujar Ketua Panitia Kurban Masjid Mu’tamarul Huda, Jazuli Hilman. Dia menyatakan, untuk kambing mencapai 112 ekor dengan perincian dari tabungan kurban menyumbang 50 kambing dan 4 sapi, sisanya merupakan sodaqoh dari masyarakat Bode Lor. Jazuli menambahkan, tabungan kurban merupakan andalan bagi masyarakat Desa Bode Lor untuk semua lapisan masyarakat dapat berkurban, prosedurnya dengan menyetorkan perminggu serta jumlah setorannya tidak dibatasi sampai mencapai harga hewan kurban yang dipilih. “Penabung kurban variatif, ada yang menyetor perminggu, ada pula yang perdua minggu, semua tergantung kemampuan dari yang bersangkutan dengan batas waktu antara 1 sampai 3 tahun,” ujarnya. Kuwu Desa Bode Lor, As’ad menyatakan pembagian daging berdasarkan perkepala keluarga (KK) dengan jumlah 2.760 KK yang ada di Desa Bode Lor. “Total penduduk kami sekitar 8.000 jiwa, semua akan mendapatkan jatah daging kurban, bahkan masyarakat desa tetangga ada yang sebagian mendapatkan daging kurban dari Bode Lor,” ucapnya. Dia menambahkan, pendistribusian dengan cara mengirim langsung ke rumah masing-masing melalui RT setempat, perkeluarga akan mendapatkan sekitar 2 kg daging kurban. “Pembagian dengan sistem antar bola dapat lebih menciptakan suasana yang aman dan nyaman, sehingga suasana menjadi kondusif, karena kami khawatir jika dibagikan di depan masjid dengan sistem memberi tiket dan mengantri akan terjadi hal-hal yang tidak dinginkan seperti yang telah terjadi di beberapa daerah sampai ada yang meninggal karena berdesakan dan terinjak-injak, untuk itu panitia melalui RT menyerahkan daging kurban ke rumah masing-masing warga,” urainya seraya mengatakan acara pemotongan sapi dan kambing kurban dilaksanakan mulai pukul 7.30 sampai 12.00 dengan total sekitar 600 pekerja laki-laki. Salahsatu tokoh masyarakat Desa Bode Lor, H Juned menyatakan peningkatan jumlah kurban setiap tahunnya sangat membahagiakan. “Cara berkurban yang dilakukan masyarakat sudah tepat, baik dengan mengikuti tabungan maupun dengan biaya kontan, mudah-mudahan pada tahun-tahun mendatang lebih meningkat lagi secara kualitas maupun kuantitas,” tuturnya. Dia menambahkan, sebelum tahun 1982 masyarakat Bode Lor belum memiliki kesadaran yang seperti sekarang, walaupun panitia melakukan sosialisasi dari pintu ke pintu, tetapi sekarang tanpa harus didatangi telah datang sendiri menyerahkan hewan kurbannya pada panitia. “Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah desa, panitia kurban dan pada sesepuh yang sangat berperan, salahsatunya KH Hambali. Sesepuh Desa Bode Lor, H Busyaeri menceritakan sejarah awal diadakannya kurban di satu tempat serta inisiatif tabungan kurban dimulai pada sekitar tahun 1980 an. Pada saat itu dirinya bersama warga lain (sekarang sudah banyak yang almarhum) mencoba bermusyawarah dengan setiap blok yang berkurban terpisah agar mau mengumpulkan hewan kurbannya pada satu titik. Pantauan Radar tempat pemotongan terbagi menjadi 20 titik, yang satu titik terdiri dari 30 panitia dan pengobeng. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: