Tingkat Kematian Jamaah Menurun

Tingkat Kematian Jamaah Menurun

JAKARTA - Tim pengawasan pengendalian (wasdal) kesehatan haji 2013 terus memantau kondisi kesehatan jamaah. Ketua Tim Wasdal Kesehatan Haji 2013 Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tingkat atau perbandingan jumlah jamaah haji yang meninggal mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. \"Saya meninjau langsung sampai di kota Madinah. Tepatnya di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPIH) Madinah,\" katanya dalam keterangan tertulis kemarin. Pejabat yang juga menjadi Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu mengatakan, dalam kunjungannya ini ada dua tinjauan penting. Pertama adalah tinjauan soal kasus kematian jamaah haji. Hingga 22 Oktober, Tjandra mengatakan, secara kumulatif ada 139 jamaah haji meninggal dunia atau 0,82/1.000 jamaah. Dia mengatakan, angka itu lebih rendah dibandingkan musim haji 2012. Dalam hitungan hari atau waktu yang sama, tahun lalu jumlah jamaah haji yang meninggal mencapai 275 orang (1,30/1.000 jamaah). Catatan selanjutnya di musim haji 2011 pada periode yang sama, ada 264 jamaah haji yang meninggal (1,18/1.000 jamaah). Panitia kesehatan haji juga menggunakan perhitungan perbandingan, karena jumlah riil jamaah haji setiap tahunnya mengalami perbedaan. Khusus musim haji 2013 ini jumlah jamaah haji Indonesia susut 20 persen karena ada pemangkasan kuota dari Arab Saudi. \"Mudah-mudahan di sisa waktu sampai kepulangan seluruh jamaah, angka kematian jamaah haji tidak bertambah,\" tutur dia. Tjandra berharap, petugas haji terus optimal mengawasi atau memantau kondisi jamaah haji, khususnya yang berkategori risiko tinggi. Tjandra juga menuturkan persiapan di Madinah. Dengan fasilitas ruang perawatan sebanyak 65 tempat tidur, BPIH di Madinah sudah siap untuk melayani jamaah haji yang datang dari Makkah mulai 25 Oktober nanti. Untuk menekan potensi peningkatan kasus kematian jamaah haji pasca Armina, dia sudah menjalin komunikasi intensif dengan petugas. Di antaranya adalah instruksi untuk menjalankan komunikasi intensif dengan dokter kloter untuk mengatasi jamaah dengan kesehatan buruk. Langkah lainnya adalah, pemeriksaan keseahtan dengan cara turun langsung ke kloter. Di antaranya pemeriksaan dengan peak flow meter untuk menilai kelayakan paru dan 6 minutes walk untuk kondisi kardiovaskular. Selain itu, Tjandra juga menekankan pemantauan kelayakan terbang pulang ke tanah air. Dia mengatakan, pemantauan kesehatan untuk kelayakan terbang ini penting, karena koordinasi dengan RS Arab Saudi, BPIH Madinah, BPIH Jeddah selama ini cukup rumit. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: