Dua Korban Tewas Heli Belum Dievakuasi

Dua Korban Tewas Heli Belum Dievakuasi

JAKARTA - Tim evakuasi korban jatuhnya heli MI-17 milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) di Long Bulan, Kampung Lantang, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara) berhasil mengeluarkan 11 jenasah dari 13 jenasah di lokasi jatuhnya heli pada Sabtu (9/11) kemarin. Sementara dua jenasah sisanya masih berada di antara puing-puing heli nahas tersebut. \"Sementara baru dapat 11 jenasah. Sekarang sudah di Tarakan,\" kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Rukman Ahmad kepada Jawa Pos (Radar Cirebon Group) kemarin. Selain itu, Rukman menjelaskan bahwa hingga kemarin, kesebelas jenasah yang telah ditemukan masih menjalani proses forensik untuk mengungkap identitas jenasah. \"Sekarang masih proses identifikasi siapa-siapa saja jenasah tersebut,\" ujar Rukman. Rukman melanjutkan, tim evakuasi telah menghentikan sementara upaya pencarian dan evakuasi ketiga jenasah yang diperkirakan masih terjepit di badan helikopter TNI AD tersebut. \"Besok (hari ini) rencana dilanjutkan untuk evakuasi dan pencarian di lokasi sekaligus kami akan evakuasi kesebelas jenasah ke alamat duka,\" imbuhnya. Sebelumnya, heli jenis MI-17 yang membawa muatan logistik bagi TNI di perbatasan serta 19 penumpang tersebut, berangkat dari Bandara Juwata Tarakan menuju Malinau dan dilaporkan jatuh sebelum mendarat di Malinau. Akibatnya, dari 19 penumpang tersebut, 13 orang dinyatakan tewas dan 6 orang lainnya mengalami luka-luka. Dugaan sementara penyebab jatuhnya heli buatan Rusia tersebut adalah akibat kehilangan daya dan hempasan angin. Sementara, Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Budiman menyatakan bahwa helikopter dalam kondisi baik. \"Tidak ada masalah pada mesin,\" kata Budiman di sela acara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata kemarin (10/11). Menurut dia, helikopter yang jatuh itu dibeli pada 2011. Karenanya, lanjut dia, kondisinya masih baru dan dalam kondisi baik. \"Engine-nya itu masih sangat bagus,\" imbuhnya. Atas hal itulah dia membantah sinyalemen sejumlah pihak terkait penyebab jatuhnya helikopter karena kerusakan mesin. Meski demikian, pihaknya masih belum menemukan alasan pasti penyebab jatuhnya helikopter. Dia menyatakan kalau masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut. \"Kami masih terus investigasi penyebab sebenarnya,\" ucapnya. Dia memperkirakan, pihaknya akan mendapatkan hasil investigasi dalam dua sampai tiga hari ke depan. Saat itu lah, penyebab pasti kecelakaan helikopter yang mengangkut 19 awak yang terdiri dari 12 warga sipil dan tujuh orang anggota militer itu akan bisa kelihatan. Di tempat yang sama, Presiden SBY melalui juru bicara presiden Julian Aldrin Pasha mengungkapkan bela sungkawa yang mendalam pada keluarga korban. Baik dari keluarga korban TNI maupun sipil. Selain itu, imbuh dia, presiden dalam rapat juga menerima laporan bahwa dari jumlah penumpang dalam helikopter tersebut sebanyak 19 orang, enam di antaranya dikabarkan selamat. Dan, sisanya meninggal dunia. \"Tentu presiden juga ingin agar mereka yang meninggal karena tugas negara agar diberi bantuan pada kelurga korban,\" tambahnya. (dod/dyn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: