Kera Slow
\"Kita lihat yuk…,\" katanya pada saya.
\"Saya sudah melihatnya tadi pagi,\" jawab saya.
\"Kita lihat lagi…,\" pintanya.
Kami pun ke kandang karantina itu. Dua kera itu lagi tidur.
Dalam hati, saya tersenyum. Kok yang ditanyakan pertama soal binatang. Bukan perkembangan perusahaan.
Bagi kebanyakan orang, kebun binatang ini sudah satu perusahaan besar sendiri. Setidaknya pembiayaannya. Orang utan pun dibuatkan rumah yang sangat khusus.
Salah satu anak orang utan itu sangat manja: minta terus digendong petugas wanita di kandang itu. Saya mencoba menggendongnya juga. Tidak mau. Ups. Ternyata mau. Ia bukan anak orang utan yang penakut.
Datuk Low pun mengajak ke kelompok burung. Ia terus bicara soal binatang. Dan binatang.
Ia sudah tahu soal perusahaan. Tidak perlu bertanya. Ia tentu hafal labanya tahun lalu saja Rp 30 triliun. Berarti laba Bayan dua kali lipat dari laba Adaro atau KPC–padahal produksinya hanya sekitar separo dari Adaro. Pun KPC.
\"Betapa efisien Bayan,\" kata saya. Dalam hati saja. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: