Masjid Teja Suar Dijual Belasan Miliar
CIREBON - Umat Islam Cirebon digegerkan dengan kabar penjualan Masjid Teja Suara di Jl Tuparev Kabupaten Cirebon kepada seorang pengusaha dengan nilai miliaran rupiah. Yang memprihatinkan, sesuai informasi yang berkembang, masjid itu bakal diubah menjadi showroom mobil. Keterangan yang dihimpun Radar menyebutkan, Masjid Teja Suar termasuk masjid kebanggaan warga Cirebon. Pemiliknya bernama H Amin Saelan. Menurut sumber tersebut, masjid Teja Suar sekarang dalam proses jual beli, dan pembelinya adalah pengusaha dari Palembang dengan nilai Rp8 miliar. Namun belum jelas alasan masjid tersebut dijual oleh pemiliknya. Sumber Radar yang lain membeberkan, status masjid itu sebenarnya milik pribadi. Dulu sempat akan diwakafkan, tetapi tidak jadi. Dan sekarang justru muncul kabar masjid sudah dijual dengan harga Rp34 miliar kepada pengusaha di wilayah Cirebon. Rencananya, peruntukannya menjadi showroom. Versi sumber Radar yang lain, masjid Teja Suar dikabarkan dijual dan pembelinya adalah pensiunan aparat. Nilai penjualan hingga Rp23 miliar. Munculnya informasi masjid Teja Suar dijual dan pembelinya adalah pensiunan aparat, memunculkan kecurigaan bahwa pensiunan aparat memiliki uang hingga puluhan miliar rupiah untuk membeli masjid. “Yang membuat kami curiga, itu kok yang membelinya kabarnya pensiunan aparat, apalagi jumlahnya puluhan miliar,” ungkapnya. Mantan aktivis DKM Masjid Teja Suar, Dr H Agus Alwafier By MM saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, membenarkan kabar telah terjadi penjualan masjid. Bahkan dirinya sempat kaget begitu mengetahui masjid Teja Suar dijual. “Iya Mas, saya kaget mendengar kabar masjid itu dijual,” katanya singkat. Bukan hanya Agus Alwafier, Ketua PW NU Jawa Barat, Dr H Eman Suryaman MM juga mengaku kaget atas munculnya informasi Masjid Teja Suar dijual. Menurut Eman, dia sudah mengklarifikasi perihal penjualan masjid tersebut kepada mantan Wakil Wali Kota Cirebon Agus Alwafier, yang pada masa mudanya aktif sebagai pengurus masjid tersebut. Berdasarkan jawaban Agus, lanjut Eman, masjid itu memang sudah dijual. Harganya, seperti yang beredar di kalangan masyarakat, berkisar antara Rp11 miliar hingga Rp15 miliar. Sebab, letaknya di kawasan strategis dan pusat bisnis Kota Cirebon. Tanahnya pun cukup luas. “Kalaupun memang benar, maka sangat disayangkan. Peristiwa yang menyakiti umat Islam, karena masjid sebagai tempat ibadah dijual dan beralih fungsi menjadi tempat bisnis. Terlebih lagi, masjid Teja Suar dulu diresmikan langsung tokoh ulama besar Buya Hamka,” ujarnya. Menurut Eman, kejadian ini sangat memprihatinkan, menyakitkan, dan perlu disikapi. Ada masjid yang keberadaannya sudah puluhan tahun tiba-tiba dijual pemiliknya, terlepas itu milik pribadi atau tidak, tapi itu adalah masjid. “Kalau peruntukkannya bukan untuk tempat ibadah, sebaiknya perlu ditinjau ulang, pembelinya harus berpikir ulang. Bagaimanapun juga, ini adalah kepentingan umat Islam dan rumah ibadah umat Islam. Ini harus disikapi bersama-sama supaya masjid itu tetap berdiri sebagai tempat ibadah. Masjid jangan dibongkar,” tegasnya. Mantan Ketua PC NU Kota Cirebon ini juga mendesak Pemkab Cirebon untuk tidak memberikan izin pembongkaran dan izin perubahan bangunan yang bukan peruntukannya. Apalagi kabarnya akan dibangun showroom. Kalaupun memang sudah dibeli, Eman bahkan siap menggalang kekuatan Umat Islam untuk bersama-sama patungan membeli kembali masjid Teja Suar. Kalau perlu, dana CSR dari BUMN-BUMN yang ada digunakan untuk membeli masjid. Eman justru menyesalkan mengapa dari awal pemiliknya tidak berembug dengan tokoh-tokoh Islam. Kalaupun memang akan dijual, mungkin bisa saja dicarikan solusinya. Justru sekarang tahunya masjid sudah dijual ke pengusaha dan kabarnya akan dibangun tempat bisnis. Sekarang Eman dengan berbagai pihak sedang berupaya untuk melakukan nego ke pengusaha yang membeli masjid tersebut. Mantan Wakil Rektor IV Unswagati ini berjanji akan berupaya keras agar masjid itu bisa kembali kepada umat. Untuk mewujudkan itu, Eman mengimbau kepada umat Islam, khususnya pengusaha muslim untuk menggalang dana membeli masjid Teja Suar. Eman juga berharap kepada Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan Lc bisa turut serta membangun perjuangan umat Islam mengambil alih masjid itu kembali. Terpisah, Ketua Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi) Kota Cirebon, Sugino Abdurrahman membeberkan, penjualan masjid tersebut perlu dijadikan pelajaran bagi umat Islam agar tidak menyepelekan hal-hal yang bersifat administratif. “Jika memang dulunya ada rencana pemiliknya akan mewakafkannya, semestinya langsung diproses, termasuk menyertifikatkan tanahnya atas nama pengurus masjid,” tuturnya. Sugino mendesak pemerintah daerah agar tidak mengeluarkan izin perubahan fungsi masjid tersebut. Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh konfirmasi dari pemilik Masjid Teja Suar, H Saelan. Menurut informasi, H Saelan lebih sering tinggal di Jakarta. Masjid Teja Suar termasuk salah satu masjid bersejarah di Cirebon. Didirikan sekitar tahun 1976, diresmikan oleh ulama besar, Buya Hamka. Bahkan, Buya Hamka melaksanakan salat Jumat pertama kali di Cirebon, di masjid Teja Suar. Bangunan masjid Teja Suar terbilang unik dan antik. Kebanyakan berupa bata-bata merah, yang ditambah ornamen tangga serta langit-langit yang menggunakan gedek (bilah-bilah bambu) yang diplitur. Masjid Teja Suar sangat sejuk dengan pepohonan yang tumbuh di sekitarnya. Kondisi itu membuat masyarakat yang datang untuk salat nyaman. Masjid itu sendiri sedikitnya bisa menampung 2.000 jamaah. (abd/ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: